"Acara selama enam hari itu menampilkan 15 ruang pameran dengan berbagai tema termasuk teknologi arsitektur, manufaktur, energi hijau, dan pertanian modern...."Kunming (ANTARA) - Pameran China-Asia Selatan kedelapan ditutup pada Minggu (28/7), dengan penandatanganan kontrak perdagangan domestik dan luar negeri senilai total lebih dari delapan miliar yuan atau sekitar Rp17,9 triliun, menurut pihak penyelenggara.
Selama acara yang digelar di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya tersebut, penjualan daring dan luring kumulatif melampaui 500 juta yuan.
Acara selama enam hari itu menampilkan 15 ruang pameran dengan berbagai tema termasuk teknologi arsitektur, manufaktur, energi hijau, dan pertanian modern.
Pameran tahun ini diikuti oleh 82 negara, kawasan, dan organisasi internasional, dengan partisipasi lebih dari 2.000 perusahaan. Hampir separuh dari peserta adalah perusahaan luar negeri, yang mencakup seluruh negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Pameran ini pertama kali diadakan di Kunming pada 2013, tahun yang sama ketika China mengusulkan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra. Sejak edisi pertama digelar, pameran ini telah melayani lebih dari 18.000 perusahaan domestik dan luar negeri, mempromosikan perdagangan senilai lebih dari 100 miliar dolar AS serta memfasilitasi penandatanganan lebih dari 3.000 proyek.
Diselenggarakan bersama oleh Kementerian Perdagangan China dan Pemerintah Provinsi Yunnan, pameran ini merupakan salah satu acara terpenting tahun ini untuk pertukaran ekonomi dan perdagangan antara China dan negara-negara Asia Selatan.
Data resmi menunjukkan bahwa volume perdagangan antara China dan negara-negara Asia Selatan mencapai hampir 200 miliar dolar AS pada 2023, dua kali lipat dari jumlah yang tercatat pada 2013.
Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024