Jakarta (ANTARA) -
Tawaf merupakan salah satu aktivitas penting dalam ibadah Haji dan Umrah yang memainkan peran sentral dalam pengalaman spiritual umat Muslim.

Tawaf, yang berarti "berputar/mengelilingi" dilakukan dengan cara mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram sebanyak tujuh kali.
 
Aktivitas ini menyimpan makna dan filosofi mendalam yang mencerminkan prinsip keyakinan dan spiritualitas dalam Islam.
 
Filosofi Tawaf beserta makna dan tujuannya
 
Tawaf mencerminkan kesederhanaan, kesetiaan, dan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT. Saat seorang Muslim mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali searah jarum jam, mereka memperkuat kembali kesetiaan mereka kepada Tuhan.
 
Selain itu, Tawaf juga menggambarkan persatuan umat Islam di seluruh dunia. Ketika jutaan jamaah haji dari berbagai negara dan budaya berkumpul di Masjidil Haram untuk melaksanakan Tawaf.
 
Dalam pelaksanaan tersebut, mereka menyaksikan kekuatan dan keindahan persatuan umat Islam, serta diingatkan bahwa di hadapan Allah SWT, tidak ada perbedaan antara manusia selain dalam ketakwaan.
 
Spiritualitas dalam Tawaf juga mengajarkan pentingnya kesabaran dan pengabdian, serta memberikan kesempatan bagi jemaah untuk refleksi diri dan doa. Tawaf pun mengandung beberapa filosofi yang berkaitan dengan makna dan tujuan ibadah, antara lain:
 
1. Pengesaan
 
Tawaf mencerminkan konsep keesaan Allah. Dengan mengelilingi Ka'bah, jamaah haji menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan tidak ada yang berhak menerima ibadah kecuali-Nya. Tawaf menjadi simbol pengakuan terhadap keesaan Allah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya.
 
2. Kesatuan umat Muslim
 
Tawaf juga melambangkan persatuan umat Muslim. Ketika jamaah haji dari berbagai negara dan latar belakang etnis berkumpul di sekitar Ka'bah, mereka merasakan perasaan persaudaraan dan kesatuan.
 
Tawaf mengajarkan nilai pentingnya persatuan serta menghapus batas-batas sosial, etnis, dan budaya di antara umat Muslim.
 
3. Mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW
 
Tawaf juga melambangkan mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW, yang merupakan contoh ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT.
 
Dalam melaksanakan Tawaf, jamaah haji mengikuti teladan mereka dan menghidupkan kembali sejarah serta warisan spiritual yang mereka tinggalkan.
 
4. Simbol perjalanan hidup
 
Tawaf dapat diartikan sebagai simbol perjalanan hidup. Setiap putaran Tawaf mengajarkan jamaah haji untuk menghadapi berbagai rintangan seperti kerumunan, panas, dan kelelahan fisik, yang mengingatkan kesabaran, ketekunan, dan kekuatan iman dalam menghadapi tantangan hidup.
 
Dengan memahami makna dan nilai-nilai ini, umat Muslim dapat memperkaya pengalaman spiritual mereka dan memperkuat komitmen mereka terhadap ajaran agama.
 
Setelah memahami filosofi, makna, dan tujuan dari Tawaf, penting juga untuk mengetahui ukuran dan luas Ka'bah. Berikut penjelasannya:
 
Ukuran dan luas Ka'bah
 
Mengutip buku Ka'bah Rahasia Kiblat Dunia karya Muhammad Abdul Hamid Asy-Syarqawi dkk., dijelaskan bahwa tinggi Ka'bah saat ini setinggi 14 meter, panjang Ka'bah dari Multazam mencapai 12,84 meter.
 
Sedangkan dari arah Hijir Ismail adalah 11,28 meter, jarak antara Rukun Yamani dan Hijir Ismail 12,11 meter, sementara antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad yaitu 11,52 meter.
 
Adapun atap Ka'bah dikelilingi oleh dinding setinggi 80 cm, dengan beberapa tiang di atasnya yang digunakan untuk mengikat kiswah atau tirai hitam yang menutupi bangunan Ka'bah.

Baca juga: Bacaan doa ketika melihat Ka'bah sesuai sunnah Rasulullah SAW

Baca juga: Sejarah Ka'bah dan isi bagian penting di dalamnya

Baca juga: Ikuti tradisi tahunan, Arab Saudi ganti kiswah Ka'bah

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024