Terutama jalan dan jembatan, mulai dari dalam provinsi-provinsi masing-masing maupun yang menghubungkan kelima provinsi,"

Balikpapan (ANTARA News) - Percepatan pembangunan infrastruktur menjadi kesepakatan lima gubernur provinsi-provinsi di Kalimantan pada Forum Kerja Sama Revitalisasi Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan (FKRP2RK), Selasa.

"Terutama jalan dan jembatan, mulai dari dalam provinsi-provinsi masing-masing maupun yang menghubungkan kelima provinsi," kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak pada pertemuan FKRP2RK di Balikpapan itu.

Awang Faroek adalah ketua forum yang sudah berlangsung selama 8 tahun tersebut.

Ketersediaan infrastruktur yang baik dipercaya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemudian menyejahterakan rakyat agar kehidupannya lebih baik lagi.

Saat ini hampir seluruh jalan yang menghubungkan kelima provinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan yang paling bungsu Kalimantan Utara, sudah dibangun walau dengan kualitas dan kondisi yang tidak sama.

Trans Kalimantan ke arah selatan mulai dari Balikpapan, misalnya, berlubang di sana-sini saat keluar kota Penajam di Kabupaten Penajam Paser Utara hingga perbatasan Kaltim-Kalsel selepas Muara Komam.

Jalan aspal mulus terbentang hingga Kapuas di Kalimantan Tengah, berlubang-lubang sampai di Pulang Pisau, dan kembali mulus sampai Palangkaraya.

Jalan mulus kembali menjulur dari Lamandau, Nanga Bulik, sampai Tayan, hingga Pontianak, Kalimantan Barat.

"Cuma saja di Tayan itu belum ada jembatannya. Itu yang kita dorong untuk dipercepat pembangunannya," kata Ruddy Ariffin, Gubernur Kalimantan Selatan.

Di Tayan, jalan terputus oleh Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Kalimantan dengan jarak antara muara dan hulunya di Kabupaten Kapuas Hulu mencapai 1.143 km. Saat ini masyarakat menggunakan feri untuk menghubungkan tepi selatan dan tepi utara sungai itu.

"Cita-cita kami bahkan seluruh Kalimantan ini terhubung, termasuk dengan Sarawak dan Sabah, juga Brunei," kata Awang Faroek. Jalan itu disebut Trans Borneo Highway.(*)

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014