apa yang terjadi selama periode emas di 1.000 HPK serta dapat mewujudkan percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP)  Kabupaten Kepulauan Seribu mengedukasi kepada pemangku kepentingan mengenai pentingnya tumbuh kembang anak pada seribu hari pertama kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting.

"Kami ingatkan lagi pentingnya menjaga tumbuh kembang anak untuk mencegah stunting," kata Kepala Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sudin PPAPP Kepulauan Seribu Novi Rachmawati di Jakarta, Minggu.

Menurut dia apa yang terjadi selama periode emas di 1.000 HPK serta dapat mewujudkan percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu.

"Kondisi ini harus diketahui masyarakat agar bersama-sama memenuhi kebutuhan gizi anak seoptimal mungkin," kata dia

Sementara Ketua Sub Kelompok Urusan Kesra-Bagian Pemkesra, Kabupaten Kepulauan Seribu, Cecep Suryadi mengatakan 1.000  HPK merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.

Menurut dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif pada anak.

Ia mengatakan pada tahun 2020-2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi, di mana penduduk dengan usia produktif akan sangat besar kurang lebih 65 hingga 70 persen.

"Artinya, kita memiliki sebuah peluang yang dinikmati sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif rentang usia 15-64 tahun dibandingkan dengan penduduk usia nonproduktif yaitu usia kurang dari 15 tahun dan di atas 65 tahun," kata dia.

Selain itu, dalam menyambut hal tersebut harus dilakukan persiapan yang baik, bonus demografi bisa dimanfaatkan agar berdampak luas secara jangka panjang untuk pertumbuhan ekonomi.

"Namun sebaliknya, jika tanpa strategi yang matang, bonus demografi dapat berdampak negatif bagi Indonesia,” kata dia.

Ia menambahkan kegiatan Internalisasi Pengasuhan pada 1.000 HPK dalam Percepatan Penurunan Stunting dapat dilakukan secara masif dengan harapan seluruh pemangku kebijakan semakin tahu dan memahami dengan baik tentang pentingnya pengasuhan yang tepat pada masa 1.000 HPK.

“Nantinya output-nya kelak dapat mewujudkan anak-anak yang sehat, cerdas dan mampu bersaing dengan masyarakat global,” kata dia.
Baca juga: Jaksel intervensi spesifik dan sensitif untuk atasi stunting
Baca juga: Jakpus sosialisasi pentingnya kesehatan sejak remaja cegah tengkes
Baca juga: Pemkot Jakpus prioritaskan penanganan tengkes di tiga kecamatan

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024