Hal itu diungkapkan Prabowo saat bertemu langsung dengan Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach di Paris, Sabtu (27/7) setempat.
Pada pertemuan itu, Prabowo didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, anggota IOC dari Indonesia Erick Thohir, Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari, serta Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie.
Usai pertemuan tersebut, Prabowo juga menghadiri ekshibisi pencak silat yang digelar di Pullman Paris Montparnasse. Ini menjadi langkah nyata dari keseriusan Prabowo untuk membuat pencak silat bisa menjadi bagian dari Olympic Movement. Dalam acara ekshibisi tersebut, hadir juga Presiden AIMS (Alliance of Independent Recognized Member of Sports) Stephan Fox, serta federasi nasional pencak silat dari sejumlah negara.
Baca juga: Prabowo diharapkan dapat wujudkan pencak silat "Road to The Olympics"
“Ini bentuk aktivasi yang kami lakukan di tengah-tengah kegiatan Olimpiade Paris 2024. Pencak silat sebagai heritage dan juga kebanggaan Indonesia selain sepak takraw, tentu harapannya bisa kami kenalkan kepada dunia. Untuk itu, kami juga mengundang Presiden AIMS yang sudah menyatakan komitmennya untuk membantu Indonesia supaya pencak silat bisa diakui oleh IOC dan menjadi bagian olympic movement di IOC,” kata Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, seperti dikutip dari pernyataan tertulis yang diterima pewarta.
“Momen seperti Olimpiade ini akan menjadi etalase buat pencak silat supaya bisa lebih dikenal. Tujuannya tidak cuma diakui IOC, tapi juga bisa jadi bagian dari Youth Olympic dan Summer Olympic,” tambahnya.
Selanjutnya, KOI bersama dengan PB IPSI (Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan Persilat akan membentuk tim gugus tugas tugas agar pencak silat bisa memenuhi persyaratan AIMS dan IOC.
Baca juga: Menpora dukung IPSI bawa pencak silat dipertandingkan di Olimpiade
Saat ini, pencak silat sudah memenuhi beberapa persyaratan untuk bisa diakui sebagai cabang olahraga di IOC. Mulai dari diakui di tiga benua, lebih dari 80 negara di dunia telah memiliki federasi nasional serta lebih dari 20 kali menggelar Kejuaraan Dunia.
“Pencak silat tercatat di UNESCO, tapi juga memiliki kemampuan kegiatan olahraga kompetisi yang maksimal sehingga ini menjadi bagian dari Olympic Movement yang diakui IOC. Masih banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi, salah satunya mengikuti WADA (World Anti-Doping Agency) Code,” ujar Okto.
“Indonesia berencana untuk menjadi tuan rumah Youth Olympic 2030 dan Olimpiade 2036. Ketika kesempatan itu datang, pencak silat bisa menjadi cabor yang dipertandingkan.” tutupnya.
Baca juga: Indonesia merasa jadi 'musuh' bersama di pencak silat
Baca juga: Prabowo berkomitmen membawa pencak silat di kancah Olimpiade
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024