Kabut asap tebal akibat pembakaran hutan dan lahan masih terus menyelimuti Kabupaten Pelalawan. Selain Ispa, juga banyak warga yang terkena iritasi kulit, iritasi mata dan asma,"
Pelalawan (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Riau, memperpanjang status tanggap darurat kabut asap dan kebakaran lahan hingga 12 Maret 2014 mengingat peristiwa itu telah menyebabkan 2.639 jiwa mengalami infeksi saluran pernafasan atas (Ispa).
"Kabut asap tebal akibat pembakaran hutan dan lahan masih terus menyelimuti Kabupaten Pelalawan. Selain Ispa, juga banyak warga yang terkena iritasi kulit, iritasi mata dan asma," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Pelalawan dr Endid Romo Pratiknyo melalui sambungan telepon kepada pers di Pekanbaru, Selasa.
Perpanjangan status darurat ini menurut dia disebabkan kabut asap masih menutupi sebagian besar kawasan hingga mengganggu sektor pendidikan dan ekonomi.
Bahkan dalam sehari saja, kata dia, masyarakat yang terkena Ispa terus bertambah ratusan orang.
"Sampai 4 Maret ini, ada sebanyak 2.639 orang penderita Ispa. Sedangkan penyakit Ispa ini yang terbanyak di Pangkalan Kuras tercatat 481 kasus, Pangkalan Kerinci 439 kasus dan Kerumutan sebanyak 407 kasus," katanya.
Selain itu, kata dia, kabut asap juga mengakibatkan sebagian warga mengalami pneumonia dengan jumlah sebanyak 106 kasus, terbanyak di Pangkalan Kerinci mencapai 89 kasus, Bandar Petalangan 10 kasus, Kerumutan 3 kasus.
Sedangkan untuk penyakit asma sampai saat ini total kasusnya mencapai 59 kasus, tertinggi yaitu Pangkalan Kuras dengan jumlah 27 kasus, Kerumutan 21 kasus, Pelalawan 6 kasus.
Untuk iritasi mata totalnya mencapai 112 kasus dengan yang terbanyak di Pangkalan Kerinci dengan 77 kasus, Kerumutan 17 kasus dan Bandar Petalangan 10 kasus, katanya.
"Kalau untuk iritasi kulit sebanyak 65 kasus, yang terbanyak di Kecamatan Pelalawan mencapai 36 kasus, Langgam 10 kasus dan Kerumutan 19 kasus," katanya.
Untuk mengantisipasi meningkatnya penderita penyakit Ispa, Pemerintah Pelalawan mengimbau agar warga mengurangi aktivitas di luar rumah maupun ruang terbuka, terutama yang rentan terkena penyakit Ispa, seperti anak-anak dan para lanjut usia.
(KR-FZR/E005)
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014