Solo (ANTARA) - Kota Solo, Jawa Tengah memperkuat status kota budaya melalui pergelaran Parade Kebaya Nusantara di Hari Kebaya Nasional yang diselenggarakan bersamaan dengan hari bebas kendaraan bermotor pada Minggu (28/7).
"Ini hari kebaya, harapannya budaya yang sudah ada dengan yang dipakai saat ini harus disesuaikan dengan perilaku dan ucapan," kata Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa.
Ia berharap kegiatan tersebut sekaligus menjadi contoh agar anak-anak muda baik generasi Z maupun milenial juga menghargai kebudayaan Nusantara termasuk busana adat kebaya.
Baca juga: LIP: Hari Kebaya Nasional ajang tunjukan keunikan daerah Indonesia
Pada kesempatan yang sama, perwakilan Tim Nasional Hari Kebaya Nasional Febri Hapsari Dipokusumo mengatakan Himpunan Ratna Busana menjadi salah satu dari sebelas komunitas yang peduli pada busana dan wastra Nusantara.
Ia mengatakan kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari terbitnya Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.
"Selain itu, pada tahun 2022 Himpunan Ratna Busana memprakarsai sebuah event besar yaitu berkebaya bersama ibu negara di Kota Solo. Pada saat itu ibu negara berkenan untuk menandatangani deklarasi dukungan terhadap terbitnya kepres tersebut," katanya.
Baca juga: Parade kebaya KOWANI gambarkan keberagaman daerah Nusantara
Bahkan, pada saat itu dilakukan pemberian penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori perempuan terbanyak yang menggunakan kebaya dan kain wiron.
"Oleh karena itu, hari ini jadi sebuah momentum kebersamaan dan rasa syukur dan bangga bahwa akhirnya telah ditetapkan Hari Kebaya Nasional tanggal 24 Juli," kata dia.
Sementara itu, Ketua Himpunan Ratna Busana Surakarta Danarsih Santosa Dullah yang bertindak sebagai penyelenggara mengapresiasi seluruh pihak yang sudah terlibat dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Ibu Negara hadiri parade berkebaya diikuti 14 ribu perempuan
Baca juga: Iriana dan OASE KIM hadiri Parade Perempuan Berkebaya Adat Bali
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024