Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM non subsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat

Jakarta (ANTARA) - Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyatakan sudah saatnya harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamina seperti Pertamax series dinaikkan.

Menurut dia, sudah lama BUMN tersebut menahan harga Pertamax series, meski tekanan harga minyak dunia tinggi akibat konflik Timur Tengah, padahal di sisi lain SPBU swasta sudah beberapa kali menaikkan harga BBM.

Selain itu, lanjut dia, melalui sambungan telepon di Jakarta, Minggu, kondisi saat ini juga masih berat, termasuk nilai tukar yang berada pada kisaran Rp16.000/dolar AS.

"Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM non subsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat," katanya.

Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut.

Baca juga: Pakar ekonomi: Saatnya harga BBM nonsubsidi disesuaikan

Baca juga: Kementerian ESDM tanggapi keputusan Pertamina tak naikkan harga BBM

"Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM," katanya.

Sebelumnya Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax dan sejenisnya memang mengikuti pergerakan harga di pasar, oleh karena itu perusahaan bisa menyesuaikan lebih fleksibel.

Seperti diketahui, harga Pertamax dan sejenisnya tidak berubah sejak Februari 2024 meski harga minyak dunia mengalami kenaikan.

Saat ini, harga jual Pertamax series jauh di bawah BBM SPBU swasta, seperti Shell, Vivo dan BP.

Untuk RON 92, pada Juli 2024, Pertamina menjual Pertamax Rp12.950/liter. Sedangkan Super Shell Rp13.810/liter, Revvo 92 (produk Vivo) Rp13.600/liter, dan BP 92 Rp13.450/liter.

Sedangkan RON 95, harga jual BBM Pertamina (Pertamax Green) adalah Rp13.900/liter. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Shell V Power) dan BP Ultimate (produk BP), masing-masing Rp14.700/liter. Begitu juga dengan Revvo 95 (dari Vivo) yang dijual Rp14.500/liter.

Sementara untuk RON 98, Pertamax Turbo dijual Rp14.400/liter. Harga tersebut jauh di bawah produk Shell, yaitu V Power Nitro yang dijual Rp14.930/liter.

Baca juga: Keputusan tak naikkan harga BBM tergantung daya tahan badan usaha

Baca juga: Pakar ekonomi: Pertamina mampu menjaga kuota BBM subsidi tepat sasaran

Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024