Kupang (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau warga Desa Dulipali untuk mewaspadai banjir lahar dari Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) karena hujan mengguyur wilayah itu selama beberapa hari terakhir.
"Sudah dua hari turun hujan dengan intensitas rendah sampai sedang di sekitaran pos dan gunung, serta ada rekaman banjir di alat kita," kata Pengamat Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki Emanuel Rofinus Bere ketika dihubungi dari Kupang, Minggu.
Ia menyampaikan imbauan itu diberikan khususnya pada warga yang bermukim di sekitar sungai yang berhulu dari puncak.
Pasalnya, hujan deras di puncak bisa saja mengakibatkan banjir lahar yang dapat mengancam aktivitas masyarakat.
Emanuel pun mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada ketika hujan turun dengan intensitas sedang dan berdurasi panjang.
Baca juga: Potensi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi
"Kami selalu mengimbau desa-desa yang berhulu dari puncak untuk tetap waspada," ucapnya.
Gunung Lewotobi merupakan gunung api kembar yang terdiri dari dua puncak yakni Gunung Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan.
Gunung Lewotobi Laki-laki kini berada pada tingkat aktivitas level III atau Siaga, sedangkan Lewotobi Perempuan pada level I atau normal.
Dari data Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki pukul 06.00 Wita hingga 12.00 Wita, aktivitas kegempaan yang terekam yakni gempa vulkanik dangkal empat kali dan vulkanik dalam tujuh kali.
Badan Geologi pun merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki termasuk pengunjung dan wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.
"Serta 4 km dalam arah sektoral Utara-Timur Laut dan 5 km pada sektor Timur Laut dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki," kata Emanuel menjelaskan.
Baca juga: Erupsi Gunung Lewotobi hembuskan abu setinggi 600 meter sore ini
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024