Keputusan itu salah kaprah. Siapa yang ke sana (Bandung). Dia datang atas nama pribadi bukan organisasi."Jakarta (ANTARA News) - Suporter Persija Jakarta yaitu Jakmania mendapat sanksi peringatan keras dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI setelah dinilai melakukan tindakan provokatif dengan datang ke Bandung saat tim Macan Kemayoran bertanding melawan Pelita Bandung Raya.
Pertandingan antara Persija melawan Pelita Bandung Raya berlangsung di Stadion Jalak Harupat Bandung, 17 Februari lalu. Hasil sidang Komdis 27 Februari itu dilansir melalui laman resmi PSSI dan PT Liga Indonesia.
"Keputusan itu salah kaprah. Siapa yang ke sana (Bandung). Dia datang atas nama pribadi bukan organisasi," kata Ketua Umum Jakmania Larico Ranggamone saat dikonfirmasi dari Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sebelum ada keputusan berupa sanksi peringatan keras, Komdis PSSI seharusnya memanggil dirinya selaku Ketua Umum Jakmania untuk meminta keterangan terkait dengan permasalahan yang ada.
"Secara umum kami patuh dengan hukum yang berlaku. Tapi untuk memutuskan sebuah sanksi semua ada prosedurnya," kata Larico menambahkan.
Dampak kedatangan Jakmania ke Bandung saat mendukung tim kesayangannya melawan Pelita Bandung Raya, membuat pendukung tim sekotanya yaitu Persib Bandung gerah dan sempat terjadi perselisihan.
Kondisi itu menjadi dasar bagi aparat kepolisian Polda Jawa Barat tidak mengeluarkan izin pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija yang seharusnya digelar di Stadion Jalak Harupat, 22 Februari.
Tidak keluarnya izin pertandingan ini juga dijadikan dasar oleh Komdis PSSI untuk membawa permasalahan ini ke sidang. Hasilnya badan yang diketuai Hinca Panjaitan itu meminta PT Liga Indonesia sebagai operator ISL untuk melakukan penjadwalan ulang.
Perselisihan antara Jakmania dan pendukung Persib Bandung ini berlangsung cukup lama. Berbagai upaya untuk mempertemukan kedua belah pihak terus diupayakan termasuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Hanya saja, upaya untuk melakukan rekonsiliasi kurang berjalan dengan baik. Pendukung fanatik masing-masing klub masih belum bisa didamaikan. Kondisi ini dipastikan akan lebih memperburuk citra persepakbolaan nasional. (B016/I007)
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014