Paris (ANTARA) - "Besarnya perubahan yang dapat terjadi dalam sehari" mungkin dapat menjadi semboyan bagi disiplin balap sepeda gunung dari cabang olahraga balap sepeda yang akan diselenggarakan di Olimpiade Paris menyusul perubahan cuaca dramatis di ibu kota Prancis tersebut.

Pada Jumat (26/7), juara bertahan Olimpiade Tom Pidcock mengeluhkan lintasan balap di bukit Elancourt, sekitar 40 km di sebelah barat daya Paris, yang menurutnya "lunak" dan "sebagian besar dipenuhi kerikil."

Meski demikian, pada Sabtu (27/7) tengah hari, persepsi tersebut mungkin sedikit berubah menjelang perlombaan nomor putri pada Minggu (28/7), dengan nomor putra dipertandingkan 24 jam setelahnya.
 
Seorang pembawa obor berlari saat upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Paris, Prancis, 26 Juli 2024. (Pool/Xinhua/Li An)

Hujan deras, yang mengancam kelancaran upacara pembukaan Olimpiade pada Jumat (26/7), terus berlanjut sepanjang malam hingga Sabtu pagi waktu setempat.

Kondisi ini menyebabkan perubahan drastis dalam karakteristik medan lintasan

Bukit Elancourt merupakan titik tertinggi di wilayah Paris, dengan ketinggian 231 meter dan total tanjakan 110 meter di setiap sirkuit balap sepeda sepanjang 4,4 kilometer.

Jumlah pasti dari sirkuit yang akan dilalui oleh para pembalap akan diputuskan pada sore menjelang setiap kompetisi, namun balapan diperkirakan akan berlangsung selama minimal satu jam 20 menit hingga kemungkinan hampir dua jam.

Lintasan trek tunggal (single-track) ini memiliki deretan tanjakan berkerikil yang melelahkan, dan meski tampaknya medan ini akan kering dan berdebu, kondisi ini berubah secara mendadak, dengan air ditambahkan sebagai faktor baru untuk menguji kemampuan teknis para pembalap di tanjakan, serta turunan yang curam.

Alih-alih debu, lumpurlah yang kini menjadi masalah.

Situasi yang menantang akan terlihat sejak awal lintasan, di mana para pembalap akan langsung menghadapi tanjakan pertama, dan di lintasan yang sempit, penting bagi para pembalap unggulan untuk berada di dekat garis depan, karena menyalip akan sulit dilakukan saat berada di trek tunggal.

Elemen-elemen teknis, seperti taman batu, batang kayu, dan lompatan juga akan menambah tantangan yang ada.

Dalam 24 jam terakhir, kondisi taman batu akan berubah total, dengan permukaannya yang kering dan tidak licin akan berubah menjadi basah akibat hujan, dan kemungkinan akan memaksa para pembalap untuk mempertimbangkan kembali rute yang mereka pilih saat uji coba lintasan pekan lalu.

Ini tentu menjadi kabar buruk bagi para pembalap, tetapi juga akan membuat kompetisi kian dramatis dan mengejutkan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024