Beijing (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan Menlu Amerika Serikat Anthony Blinken menyepakati komunikasi kedua negara harus tetap terjaga meski tantangan terus meningkat.

Menlu Wang Yi, seperti dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri China yang diakses dari Beijing, Ahad, mengatakan bahwa dalam tiga bulan terakhir, tim diplomatik, keuangan, penegakan hukum dan penanggulangan masalah iklim kedua negara terus menjaga komunikasi.

Namun, AS malah menggandakan upayanya untuk membendung dan menekan China, risiko yang dihadapi hubungan China-AS masih meningkat," katanya.

Wang Yi dan Anthony Blinken bertemu di sela-sela pertemuan para menlu negara-negara anggota ASEAN dan para mitranya di Vientiane, Laos, Sabtu (27/7). Pertemuan disebutkan atas permintaan Menlu Blinken.

Kedua menlu disebut bertukar pandangan tentang hubungan China-AS saat ini, dan sepakat untuk menjaga komunikasi di semua tingkatan dan menerapkan pemahaman bersama yang dicapai oleh Presiden Xi Jinping dan Joe Biden saat keduanya bertemu di San Francisco pada November lalu.

"Hubungan China-AS masih berada pada titik kritis antara deeskalasi atau stabilisasi. Kita perlu terus mengarahkan ulang arah hubungan, mengelola risiko, menangani perbedaan dengan tepat, menghilangkan campur tangan dan memajukan kerja sama," kata Wang Yi menambahkan.

Wang Yi lebih lanjut mengatakan kebijakan China terhadap AS konsisten dan menganut prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan.

"AS harus sungguh-sungguh melaksanakan komitmen yang dibuat oleh Presiden Biden dan kembali ke kebijakan China yang rasional dan pragmatis. Kedua belah pihak perlu bekerja sama untuk hubungan China-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan," ungkap Wang Yi.

Selain itu, Wang Yi menilai bahwa AS memiliki persepsi yang salah tentang China karena selalu melihat China dengan pola pikir hegemoninya sendiri.

"China bukanlah Amerika Serikat. China juga tidak ingin menjadi seperti Amerika Serikat. China tidak mengejar hegemoni, atau mempraktikkan politik kekuasaan. China memiliki catatan terbaik dalam hal perdamaian dan keamanan di antara semua negara besar," ungkap Wang Yi.

Sidang Pleno ketiga Komite Sentral Partai Komunis China pekan lalu, menurut Wang Yi, mengadopsi resolusi utama tentang pendalaman reformasi lebih lanjut secara komprehensif untuk memajukan modernisasi China sehingga China akan tetap berada di jalur pembangunan yang damai dan mempromosikan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

"Kami akan tetap berkomitmen pada prinsip kami, dan fokus untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat China dan modernisasi bagi bangsa China. AS diharapkan akan lebih memahami Partai Komunis China masa kini dan masa depan melalui resolusi ini," kata Wang Yi.

Baca juga: China jatuhkan sanksi kepada perusahaan penyuplai senjata ke Taiwan

Isu lain yang dibicarakan adalah soal Taiwan yang disebut Wang Yi sebagai bagian dari China dan tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi sebuah negara.

"'Kemerdekaan Taiwan' dan perdamaian lintas selat tidak dapat didamaikan seperti api dan air. Setiap kali kekuatan 'kemerdekaan Taiwan' melakukan provokasi, kami pasti akan mengambil tindakan balasan. Kami akan terus mempersempit ruang untuk 'kemerdekaan Taiwan' dan bekerja menuju tujuan penyatuan kembali sepenuhnya," tegas Wang Yi.

Kemudian masalah terumbu karang Ren'ai Jiao, Wang Yi menjelaskan saat ini China telah membuat kesepakatan sementara dengan Filipina untuk mengelola situasi. Filipina juga harus menghormati komitmennya dan tidak lagi mengirimkan bahan bangunan ke kapal perang yang sengaja ditambatkan di kawasan tersebut.

"AS juga tidak boleh mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengobarkan api, menimbulkan masalah atau merusak stabilitas maritim," tambah Wang Yi.

Adapun untuk persoalan Ukraina, Wang mengatakan pendirian China adil dan transparan dan akan terus mendorong dan mempromosikan perundingan damai.

"AS harus berhenti menyalahgunakan sanksi sepihak dan yurisdiksi jangka panjang. China menolak tuduhan palsu, dan tidak akan menyerah pada tekanan atau pemerasan. China akan mengambil tindakan tegas dan kuat untuk melindungi kepentingan utama dan hak-haknya yang sah," kata Wang Yi.

Dalam laman tersebut disebutkan Menlu Blinken mengatakan bahwa AS berkomitmen kuat untuk menstabilkan hubungan AS-China dan terus mengikuti kebijakan satu China.

"AS berharap untuk terus berkomunikasi secara teratur dengan pihak China dan melanjutkan kerja sama di berbagai bidang seperti antinarkotika dan kecerdasan buatan. AS ingin mengelola perbedaan antara kedua belah pihak dan menghindari kesalahpahaman dan salah perhitungan," kata Blinken.

Kedua menlu juga bertukar pandangan tentang beberapa isu penting lain, seperti situasi terkait Gaza dan Semenanjung Korea, serta masalah Myanmar.

Baca juga: China protes penjualan pesawat nirawak militer AS ke Taiwan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024