Kita harus memperkuat ARF
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan revitalisasi ASEAN Regional Forum (ARF) mendesak dilakukan untuk memastikan badan tersebut tetap relevan dan terus berdampak positif dalam penyelesaian masalah masa kini maupun masa depan.

Pada Pertemuan ke-31 Menlu ARF di Vientiane, Laos, Sabtu, Retno menilai bahwa revitalisasi ARF harus berfokus pada tiga aspek, yaitu adaptasi menghadapi tantangan baru, memperkuat upaya menjaga stabilitas maritim dan menjaga inklusivitas.

Menurut pernyataan Kemlu RI yang diterima di Jakarta, ia menyatakan bahwa ARF harus dapat menangani isu-isu keamanan non-tradisional yang semakin berkembang, seperti migrasi penduduk akibat perubahan iklim, keamanan pangan, keamanan teknologi dan penanganan kejahatan transnasional.

“Kita harus memperkuat ARF Annual Security Outlook, tidak hanya untuk berbagi informasi dan data, tetapi juga sebagai dasar untuk mendorong berbagai kerja sama praktis, termasuk program peningkatan kapasitas,” kata Retno.

Menlu RI juga menekankan pentingnya ARF berperan dalam menjaga stabilitas maritim di kawasan Indo-Pasifik maupun di belahan dunia lain, seperti di Laut China Selatan, Laut Timur, Laut Merah dan Laut Hitam.

Baca juga: China harapkan pertemuan menlu ASEAN stabilkan Asia Timur
Baca juga: Indonesia dorong anggota ARF atasi tantangan di Asia Pasifik


Untuk itu, Retno mendorong penguatan hukum internasional, termasuk UNCLOS, dapat diintegrasikan ke setiap unit kerja ARF. Kolaborasi di bidang maritim, seperti patroli dan pelatihan bersama, juga harus dipacu, kata dia.

Ia turut menekankan pentingnya ARF mempertahankan inklusivitas, seperti dengan meningkatkan interaksi dengan Dewan Kerja Sama Keamanan di Asia-Pasifik (CSCAP) untuk dapat mengembangkan mekanisme preventif.

Empat dokumen
Sementara itu, Pertemuan ke-31 ARF di Vientiane menghasilkan empat dokumen, yaitu Concept Paper terkait Kode Keamanan Kapal dan Pelabuhan, Pernyataan Bersama ARF mengenai Keamanan Feri, Rencana Kerja ARF terkait Kontra-terorisme dan Kejahatan Transnasional 2024—2026, dan Rencana Kerja ARF untuk Penanggulangan Bencana 2024—2027.

ARF merupakan badan yang dibentuk ASEAN pada 1994 dan menjadi salah satu wahana utama untuk membahas isu politik dan keamanan kawasan.

Kerja sama ARF dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu membangun rasa saling percaya, diplomasi preventif dan mekanisme penyelesaian konflik.

Baca juga: Menlu Kanada bahas stabilitas regional dan mitigasi perubahan iklim
Baca juga: Menlu RI: ASEAN harus pegang kendali dalam hadapi tantangan geopolitik


ARF beranggotakan 27 negara yang terdiri dari seluruh anggota ASEAN, 11 mitra wicara ASEAN, serta Papua Nugini, Mongolia, Korea Utara, Pakistan, Timor Leste, Bangladesh dan Sri Lanka.

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024