Dana itu, menurut Direktur Keuangan WIKA Beton Entus Asnawi di Jakarta Selasa, akan digunakan untuk menambah kapasitas pabrik di sejumlah daerah, pengembangan usaha dan pembentukan unit perbengkelan (mould maker) serta modal kerja.
Sekitar 18,5 persen akan digunakan untuk pengolahan "quarry material" alam di Cigudeg, Donggala, Boyolali, dan Lampung Selatan. Kemudian sekitar 39,5 persen untuk pembangunan pabrik baru di Lampung Selatan, Pasuruan, dan Kalimantan Timur.
Selain itu, lanjut dia, sekitar 19,5 persen dari dana IPO juga untuk penambahan kapasitas pabrik di Sumatera Utara, Lampung, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali, Sulawesi Selatan, dan cetak produk.
"Perseroan juga akan membeli alat pemancangan dengan metode yang baru di negara kita, tetapi itu sudah lazim digunakan di negara-negara maju," papar Entus Asnawi.
Dalam IPO, perseroan telah menunjuk empat perusahaan sekuritas meliputi PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Sucorinvest Central Gani.
Masa penawaran awal IPO pada 4 Maret-17 Maret 2014, pernyataan efektif diharapkan didapatkan dari Otoritas Jasa keuangan (OJK) pada 24 Maret 2014.
Masa penawaran pada 26 Maret-28 Maret 2014, penjatahan saham IPO pada 1 April 2014, pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham secara elektronik pada 2 April 2014, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 April 2014.
WIKA Beton membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,64 triliun untuk tahun buku 2013, naik dibandingkan tahun 2012 yang senilai Rp2,03 triliun.
Laba bersih juga naik sebesar Rp241,21 miliar dibandingkan tahun 2012 tercatat Rp179,37 miliar. Sedangkan aset perseroan tercatat mencapai Rp2,917 triliun hingga 2013.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014