Ini adalah kegiatan yang mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif, membuka usaha dan lapangan kerja.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Voice Institute Indonesia kembali menggelar Program “Wonder Voice of Indonesia".

Tujuan dari program ini adalah untuk mempromosikan pariwisata dan keanekaragaman budaya serta ekonomi kreatif yang terdapat di seluruh Indonesia lewat sulih suara (voiceover).

"Ini adalah kegiatan yang mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif, membuka usaha dan lapangan kerja. Ini program yang konkret, langsung berdampak dan memberikan manfaat. Dari lulusannya, total lebih dari Rp650 juta sudah didapatkan oleh para lulusan Wonder Voice of Indonesia. Program ini sudah melebihi target, tapi kita jangan cepat puas. Kita harus terus perluas penggunaan sulih suara di museum, audiobook, iklan-iklan digital, pengembangan televisi & radio, dan banyak lagi," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Adapun sebanyak 20 orang berkesempatan mengikuti kamp pelatihan intensif selama tiga sebagai rangkaian terakhir dari Wonder Voice of Indonesia 2024.

Kedua puluh orang ini merupakan pemenang dari tantangan sulih suara terbesar di Indonesia yang diikuti lebih dari 2.800 peserta yang tersebar dari Aceh hingga Ambon.

Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Kemenparekraf Iman Santosa menambahkan lewat kerja sama yang dijalin diharapkan mampu memperbaiki tata kelola potensi sulih suara di Indonesia.

"Kami menilai, salah satu yang punya visi untuk membuat voiceover bisa tergali dan berkembang dengan baik. Dampak ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dari program ini pun langsung terasa. Dari data-data yang kami miliki, program yang sudah baik dan memiliki tren positif seperti ini, malah aneh jika tidak dilanjutkan," katanya.

Bentuk dukungan dari Kemenparekraf untuk program ini, antara lain penganggaran untuk berbagai pelatihan intensif, perluasan jejaring (networking) ke pemerintah kota, kabupaten hingga provinsi, serta BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta untuk pemberdayaan swrta dukungan kelembagaan bagi para lulusan

“Dari visi yang saya lihat, nanti ujungnya adalah sertifikasi kompetensi, dan standardisasi. Kami ingin terus membantu peningkatan jumlah komunitas di daerah, juga pembuatan organisasi yang legal formal," ujarnya pula.

Pendiri Voice Institute Indonesia Bimo Kusumo Yudo mengungkapkan, jalinan kerja sama dengan Kemenparekraf diharapkan mampu membawa potensi industri voiceover kian optimal.
Baca juga: Keunggulan teknologi Voice over LTE (VoLTE)
Baca juga: Kemenparekraf & Voice Institute Indonesia gelar Wonder Voice Over Camp

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024