kami akan meluncurkan desa wisata pada awal Agustus
Makassar (ANTARA) - Fisheries Diving Club (FDC) Universitas Hasanuddin, membentuk desa wisata bahari di Pulau Kapoposang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan dengan menawarkan keindahan terumbu karang di perairan pulau itu.

Ketua Tim FDC Gracella di Makassar, Sabtu, mengatakan Pulau Kapoposang memiliki potensi wisata bahari sangat tinggi, namun potensi tersebut kurang dimanfaatkan dan dikelola secara optimal oleh masyarakat lokal.

Hal tersebut dapat dilihat dari data profil desa yang menunjukkan profesi utama masyarakat lokal adalah nelayan.

Ia menjelaskan, Pulau Kapoposang yang berada di Desa Mattiro Ujung, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) itu mempunyai terumbu karang seluas 405,7 hektare  dengan potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah.
 
Terumbu karang dengan kondisi sangat baik dijumpai pada kedalaman 4-10 m dengan kisaran persentase tutupan karang hidup hingga 90 persen. Di ekosistem terumbu karang itu dipenuhi beraneka ragam biota laut.

Baca juga: "Senandung Kopi Kahayya" kenalkan sisi lain wisata Bulukumba
Baca juga: Pemprov NTT usulkan 24 desa di Kabupaten Alor jadi desa wisata bahari


Gracella yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan ini menjelaskan, FDC Unhas melalui program ini akan menjalankan sejumlah kegiatan pemberdayaan selama mengabdi di masyarakat. Tujuan besar dari kegiatan ini adalah peluncuran Desa Wisata.

“Program kami berisi kegiatan yang memberdayakan kelompok selam, memberdayakan ibu-ibu dan remaja putri terkait pengolahan produk hasil laut dan pengemasan, serta kerajinan tangan,” ujarnya.

Selain itu, bersama masyarakat dan pemerintah, mereka juga akan meluncurkan desa wisata dengan branding kelompok diving dalam pengelolaan atraksi wisata bahari. Dengan program ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung wisata dan pendapatan masyarakat lokal.

“Bersama Dinas Pariwisata dan Pemerintah Desa, kami akan meluncurkan desa wisata pada awal Agustus 2024,” kata Gracella.

Baca juga: KKP siapkan skenario dukung Dewi Bahari
Baca juga: KKP kembangkan sektor pariwisata bahari dengan prinsip keberlanjutan


Program ini, menurut Gracella, telah memasuki tahapan sosialisasi dan workshop pelatihan pembuatan kerajinan tangan untuk masyarakat. Kehadiran Tim PPK Ormawa di pulau ini pun mendapat respon positif.

“Mereka terbuka akan kehadiran kami di sini, terutama mendukung segala aktivitas program yang akan kami adakan juga mengharapkan kami dapat membawa perubahan besar dan lebih baik dengan adanya program ini,” tambahnya.

Meski demikian, tak sedikit hambatan ditemui Tim FDC Unhas selama pelaksanaan program, seperti masalah transportasi yang keberangkatannya harus mengkondisikan dengan cuaca, jaringan dan ketersediaan listrik di pulau itu juga masih terbatas.

“Tidak ada kapal reguler menuju lokasi pemberdayaan, jika ingin ke lokasi pun harus menunggu cuaca baik agar perjalanan nyaman. Di lokasi pemberdayaan ketersediaan listrik terbatas dan jaringan kurang stabil,” beber mahasiswa angkatan 2021 ini.

FDC merupakan unit kegiatan mahasiswa yang berada di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas.

Baca juga: KKP bersinergi dengan Kadin bangkitkan ekonomi wisata bahari
Baca juga: Program Desa Wisata Bahari harus lebih banyak libatkan warga setempat
Baca juga: Nagari Tiku Selatan semangat membangun wisata bahari

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024