Ankara (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, Jumat (26/7), mengatakan bahwa Ankara bermaksud menjadi mitra dialog Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Tujuan Turki adalah menjadi mitra dialog ASEAN," kata FIdan, yang berada di Vientiane, ibu kota Laos, untuk menghadiri pertemuan keenam Kemitraan Dialog Sektoral Turki-ASEAN, yang berlangsung di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-57.
"Ini akan memungkinkan kita untuk mengadakan dialog dan kerja sama yang lebih inklusif dan terstruktur dengan ASEAN," katanya.
Fidan menunjukkan bahwa Ankara telah mengembangkan agenda kebijakan bilateral yang mencakup dialog politik dan kerja sama regional yang berfokus pada pembangunan dengan mitra internasional mereka.
"ASEAN adalah salah satu mitra internasional tersebut," ungkapnya.
Menunjuk bahwa Turki menyadari peran utama ASEAN di kawasan Asia-Pasifik dan Samudra Hindia, Menlu Turki itu menyatakan: "Kami ingin sepenuhnya memanfaatkan potensi yang ada baik di area kerja sama tradisional maupun baru. Ini adalah waktu yang tepat untuk mendiversifikasi kolaborasi kami dan memperluas cakupannya."
Mencatat bahwa kenaikan biaya energi, peningkatan inflasi, dan krisis pangan global yang akan datang membutuhkan kerja sama internasional yang lebih transparan, adil dan inklusif, Fidan menyoroti bahwa kawasan Asia-Pasifik menghadapi tantangan geopolitik dan geoekonomi yang unik.
"Dalam lanskap yang kompleks ini, Turki mempromosikan kepemilikan regional dan mendukung multilateralisme yang efektif. Ini karena perdamaian dan pembangunan merupakan proses yang saling memperkuat," katanya.
Kekurangan tatanan internasional saat ini
Menunjuk bahwa tatanan internasional menghadapi guncangan dan gangguan sistematis, dia menyatakan: "Ketika persaingan antara kekuatan besar meningkat, persamaan geopolitik yang kompleks muncul."
"Dampak perang di Ukraina yang terus berlanjut menunjukkan bahwa jarak tidak melindungi kita dari kejadian susulan," tambahnya.
Fidan menggarisbawahi bahwa sementara pertemuan diadakan untuk membahas kerja sama demi perdamaian dan pembangunan, warga Palestina dipaksa menanggung tragedi besar.
Menyatakan bahwa Israel terus melanggar hukum internasional, menyinggung hati nurani manusia, dan merusak perdamaian dan stabilitas dengan kekejamannya, Fidan menyoroti bahwa eskalasi ketegangan geografis masih menjadi kemungkinan.
"Tantangan terang-terangan Israel terhadap hukum internasional, termasuk resolusi Dewan Keamanan PBB dan tindakan sementara dari Mahkamah Internasional, menyoroti kekurangan tatanan internasional saat ini," katanya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Kemlu RI ajak Inggris perkuat kerja sama konektivitas kawasan ASEAN
Baca juga: ASEAN-EU sepakat hukum internasional harus ditegakkan tak pandang bulu
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024