Srinagar, India (ANTARA News) - Orang-orang yang diduga militan membunuh dua polisi di luar sebuah pengadilan di Kashmir India, Senin, beberapa jam setelah seorang aparat ditikam dalam insiden terpisah di wilayah itu, kata polisi.
"Dua polisi tewas dalam penembakan oleh militan di sebuah truk di luar kompleks pengadilan," kata inspektur polisi Tejinder Singh kepada AFP.
Penembakan itu berlangsung di daerah Pulwama, 30 kilometer sebelah selatan kota utama Kashmir, Srinagar, ketika sekelompok polisi datang untuk membagikan makanan kepada rekan-rekan mereka yang sedang bertugas di pengadilan, kata seorang polisi.
Sebelumnya, seorang polisi cedera kritis akibat ditikam di sebuah pasar di daerah berdekatan Pampore oleh seorang penyerang tak dikenal yang kemudian dibekuk dan ditangkap ketika berusaha melarikan diri.
"Ia (penyerang) menikam polisi itu di leher dan berusaha merampas senjatanya. Ia adalah kerabat dekat militan aktif Hizbul Mujahidin," kata seorang polisi lain, Pervez Ahmed.
Pekan lalu pasukan keamanan India membunuh enam terduga militan dalam bentrokan di Kashmir dekat perbatasan de fakto dengan Pakistan.
Sekitar selusin kelompok gerilya memerangi pasukan India sejak 1989 untuk memperjuangkan kemerdekaan Kashmir atau penyatuannya dengan Pakistan.
Pertempuran itu menewaskan puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil.
Desember lalu, pasukan pemerintah India membunuh tiga terduga gerilyawan dalam bentrokan serupa di Kashmir, yang juga melukai empat polisi.
Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.
Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.
New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Perbatasan de fakto memisahkan zona-zona Kashmir antara yang dikuasai India dan Pakistan.
Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk itas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.
Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.
New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.
India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.
Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.
(M014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014