Setelah melakukan pembicaraan di Shenyang, kota di China bagian utara, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan putaran-putaran perundingan berikutnya tentang kemungkinan pemulangan jenazah para warga Jepang yang meninggal di Korea Utara saat berlangsungnya Perang Dunia II.
Pertemuan saat ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari.
"Kedua pihak mencapai pengertian tentang pentingnya terus melakukan pertemuan guna menyelesaikan masalah (pemulangan) jenazah," kata pemimpin delegasi Korea Utara Ri Ho-rim seperti dikutip kantor berita Jepang, Jiji Press.
"Perundingan berlangsung dengan sungguh-sungguh dan sangat produktif," kata Ri.
Jepang menjajah Korea dari tahun 1910 hingga 1945.
Mitra Ho-rim dari Jepang, Osamu Tasaka, mengatakan "kedua pihak akan menjalankan putaran perundingan lainnya yang melibatkan Palang Merah dan pejabat pemerintah".
Diplomat-diplomat dari kedua negara menghadiri pembicaraan hari Senin bersama-sama dengan para pejabat Palang Merah.
"Baik pihak Korea Utara maupun Jepang mencapai pemahaman yang sama bahwa kita perlu terus bertemu di masa depan untuk menyelesaikan masalah jenazah warga Jepang," kata Ri seperti dikutip kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
"Putaran pembicaraan seperti ini menjadi lebih penting karena para pejabat pemerintah dari kedua negara hadir."
Pejabat-pejabat dari masyarakat Palang Merah terakhir kali bertemu pada bulan Agustus 2012, yang kemudian mengarah pada pertemuan yang dihadiri para pejabat pemerintah pada bulan November tahun itu.
Mereka sebelumnya berencana bertemu kembali Desember 2012, namun niat itu dibatalkan setelah Pyongyang mengumumkan rencananya untuk meluncurkan peluru kendali jarak jauh.
Salah satu masalah paling pelik antara Tokyo dan Pyongyang adalah mengenai nasib warga-warga negara Jepang yang diculik oleh agen-agen Korea pada tahun 1970an dan 1980an untuk melatih para mata-matanya.
Namun, tidak jelas apakah masalah itu akan dibahas dalam pembicaraan pekan ini, demikian AFP.
(T008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014