Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan kondisi ketenagakerjaan di Indonesia terus mengalami perbaikan, terlihat dari turunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 5,45 persen pada 2023 menjadi 4,82 persen pada 2024.

"Namun demikian, tentunya angka ini harus terus kita turunkan dengan berbagai upaya yang terukur dan terarah," kata Menaker Ida Fauziyah dalam keterangan diterima di Jakarta, Sabtu.

Berbicara di sela-sela kegiatan G20 Brasil di Fortaleza, Brasil, Jumat, Menaker menjelaskan ada beberapa penyebab TPT Indonesia relatif masih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN.

Menurut dia, dengan jumlah penduduk mencapai 281,6 juta jiwa, Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar di ASEAN dan angkatan kerja baru sekitar 3-3,5 juta setiap tahunnya.

Baca juga: Menaker: Pendidikan-permintaan kerja tak sesuai sebabkan pengangguran

Selain itu, kata dia, masih terjadi ketidaksesuaian atau mismatch ketenagakerjaan yang mengakibatkan tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia masih di bawah rata-rata ASEAN.

Ia menyampaikan bahwa hal itu juga berdampak pada kondisi pasar kerja, di mana sebenarnya tersedia lapangan kerja baik dalam maupun luar negeri, namun masih belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena masih ada gap kompetensi calon pekerja dan lowongan pekerjaan yang ada.

Saat ini Indonesia sedang menciptakan lapangan kerja yang berkualitas agar para pekerja/buruh mendapatkan pekerjaan yang layak.

Menurut Ida, hal itu menjadi penting agar Indonesia dapat segera bangkit optimal setelah pandemi COVID-19 yang berdampak pada sektor ekonomi di Indonesia, terutama pariwisata, manufaktur, dan jasa.

Baca juga: Kemnaker gelar Business Matching di Makau guna memperluas pasar kerja

Selain itu, perlambatan ekonomi global turut mempengaruhi permintaan ekspor Indonesia, sehingga berdampak pada industri manufaktur dan sektor-sektor lainnya yang bergantung pada perdagangan internasional.

"Oleh karena itu, penciptaan lapangan kerja formal terus kita tingkatkan. Kita tidak ingin seperti Filipina di mana angka pengangguran relatif rendah namun tingkat kemiskinan justru lebih tinggi," ujar Ida.

Dia memastikan pemerintah terus berusaha untuk menekan TPT termasuk dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, mendorong investasi dengan mempermudah perizinan, mendukung sektor informal menjadi usaha formal, mendorong sektor unggulan dan membangun ekosistem sistem informasi pasar kerja nasional.

Baca juga: Menaker: BLK harus "link and match" hindari lulusan menganggur

"Kita juga terus meningkatkan produktivitas pertanian. Sektor pertanian juga perlu dimodernisasi dengan mengadopsi teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas, serta mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif," demikian Ida Fauziyah.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024