Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengibaratkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai kereta api (KA) yang berjalan di atas rel karena mempunyai tujuan yang jelas dan tidak bisa dibelok-belokan.

Wapres yang juga selaku Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu menjelaskan bahwa MUI merupakan lembaga yang berperan sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan shadiqul hukumah (mitra pemerintah).

"Jadi, MUI itu khittah-nya dua, pelayan umat, mitra pemerintah ini relnya ada dua. Karena itu, MUI tidak bisa dibelok-belokan karena ada relnya. Jadi, saya sering mengibaratkan MUI itu kaya kereta api, tidak bisa dibawa ke mana-mana karena ada relnya. MUI itu gerbongnya banyak di belakang, jadi tidak bisa dibawa ke mana-mana, ada khittah-nya," kata Wapres dalam sambutannya saat menghadiri Milad Ke-49 MUI di Jakarta, Jumat.

"Karena itu, kalau ingin melakukan langkah-langkah yang tidak pakai rel jangan ikut MUI karena MUI ada stasiunnya, kalau tidak bisa gunakanlah taksi aja, dia bisa nyewa taksi mau ke mana seenaknya sendiri. Itu adalah bagian daripada prinsip yang ada di MUI kebersamaan di dalam rangka membangun kehidupan umat dan bangsa dan negara," lanjut Wapres.

Lebih lanjut, Wapres mengatakan peran MUI sebagai khadimul ummah menjadi penting karena umat Islam merupakan bagian dari terbesar dari bangsa ini.

"Kalau umat ini baik berarti bangsa ini baik, karena umat kita itu 87 atau 89 persen. Artinya, umat ini harus terjaga dengan baik, harus terbangun dengan baik, karena itu prinsip keumatan MUI itu adalah himayatul ummah, menjaga umat melindungi umat," ujar Wapres.

Ia mencontohkan MUI berperan melindungi umat dari paham-paham yang menyimpang.

"Yang dilindungi itu apa, akidah yang menyimpang, dari paham yang menyimpang, dari paham yang ekstrem maupun juga paham-paham yang liberal," ujar Wapres.

Untuk membendungnya, kata dia, perlu adanya gerakan Islam Wasathiyah atau moderat dalam menjaga umat agar tidak menyimpang dari prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Allah SWT.

"Jadi, pahamnya washatiyah moderat, ini yang harus dijaga dari makan minum yang tidak halal makanya ada proses sertifikasi, dan ber-muamalah yang tidak sesuai syariah maka dikembangkan ekonomi syariah ini bagian dari pada upaya himayatul ummah (pelindung umat). Tentu saja menjaga umat supaya cara berpikir, berperilaku, bertindak, bersikap jangan sampai keluar dari prinsip-prinsip yang diajarkan Allah SWT," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga menyinggung soal taqwiyatul ummah atau pemberdayaan umat agar umat Islam juga bisa berpartisipasi dan juga berkontribusi dalam pembangunan nasional.

"Jangan menjadi bagian yang lemah yang dhuafa maka diberdayakan ekonomi supaya bisa berpartisipasi, berkontribusi dalam pembangunan nasional kita. Maka itu, pembangunan ekonomi umat itu menjadi begitu penting supaya ketika bangsa ini tinggal landas, umat ini jangan tertinggal di landasan. Unsur utama pembangunan nasional kita dalam rangka merukunkan seluruh bangsa dan negara itu lah pembinaan umat, menjadi begitu penting yang dilakukan oleh MUI," ucap Wapres.
Baca juga: Wapres minta Forum Keberagaman Nusantara jaga kerukunan bangsa
Baca juga: MUI minta badan zakat permudah muzaki tunaikan kewajiban

 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024