Juga ada faktor perkembangan yang sangat luar biasa dalam konteks digitalization, berupa percepatan digitalisasi dan emerging technology serta aspek kesiapan industri baik dari sisi people, dari proses, dan teknologi
Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengingatkan sejumlah tantangan yang dihadapi industri perbankan nasional saat ini, salah satunya dukungan kebijakan untuk pemulihan ekonomi pasca-pandemi atau post pandemic policy responses.

Tantangan lainnya, kata Dian, antara lain spillover effect tensi geopolitik yang masih tinggi sehingga mendorong volatilitas harga komoditas dan energi, lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga era higher for longer, serta adanya potensi perlambatan ekonomi.

“Juga ada faktor perkembangan yang sangat luar biasa dalam konteks digitalization, berupa percepatan digitalisasi dan emerging technology serta aspek kesiapan industri baik dari sisi people, dari proses, dan teknologi,” kata Dian dalam Seminar LPPI di Jakarta, Jumat.

Risiko yang terkait dengan iklim (climate related risks) juga menjadi tantangan selanjutnya yang dihadapi perbankan. Hal ini, jelas Dian, berupa risiko keuangan sebagai dampak perubahan iklim serta upaya untuk mencapai target net zero emission.

Tak hanya itu, Dian mengingatkan adanya tiga isu struktural yang mengemuka di industri perbankan. Salah satunya termasuk tuntutan penguatan struktur industri agar lebih berdaya saing, baik melalui pemenuhan modal minimum serta penguatan manajemen risiko.

Isu struktural kedua, kata Dian, yaitu akselerasi transformasi digital terkait dengan ancaman risiko siber yang semakin beragam. Oleh sebab itu, diperlukan kesiapan infrastruktur mendasar serta kolaborasi dan konektivitas bank.

“Terakhir, adanya tuntutan perbankan agar lebih kontributif dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya terkait dengan pemenuhan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial, target pertumbuhan perekonomian regional, dukungan terhadap ekonomi hijau, mitigasi risiko iklim atau climate risk dan pendalaman pasar keuangan,” kata Dian.

Meski industri perbankan menghadapi berbagai tantangan, Dian mengatakan bahwa kinerja dan ketahanan perbankan tercatat masih sangat solid yang didukung oleh likuiditas yang masih ample dengan permodalan yang juga sangat kuat.

Pada posisi Mei 2024, sektor perbankan masih mencatatkan kinerja positif dan tumbuh secara berkelanjutan. Kredit tetap tumbuh double digit sebesar 12,15 persen year on year (yoy) menjadi Rp7.376 triliun serta dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,63 persen yoy menjadi sebesar Rp8.699 triliun.

Capital adequacy ratio (CAR) perbankan tercatat di level yang relatif tinggi, yaitu sebesar 26,22 persen pada Mei 2024. Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,34 persen per Mei 2024. Loan at risk (LAR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,75 persen per Mei 2024.

Baca juga: OJK sedang susun Panduan Resiliensi Digital untuk perbankan
Baca juga: OJK dukung pengelolaan pendanaan luar negeri jangka pendek perbankan
Baca juga: OJK minta perbankan untuk memperkuat sistem keamanan siber


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024