Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan bahwa Rusia, sebagai produsen utama gandum dan pupuk global, merupakan mitra penting bagi ASEAN dalam mendukung ketahanan pangan.

Pernyataan itu ia sampaikan pada Pertemuan Menlu ASEAN-Rusia di Vientiane, Laos, Jumat, yang sekaligus menandai 20 tahun bergabungnya Rusia dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) dengan ASEAN.

“Perayaan simbolis semata tidak cukup. Kita harus fokus mendorong kerja sama konkret,” kata Retno dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.

Selain kerja sama di bidang pertanian, ujarnya, ASEAN dan Rusia perlu bekerja sama dalam membangun ketahanan rantai pasokan pangan, terutama dalam menghadapi masa krisis.

Lebih lanjut, Menlu Retno mendorong peran Rusia dalam menjembatani kerja sama ASEAN dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU).

“Dengan total populasi lebih dari 850 juta orang, potensi kerja sama ASEAN dan EAEU sangat besar, termasuk dalam perdagangan, investasi, ekonomi digital, keamanan siber, dan keberlanjutan,” katanya.

Dalam memajukan perdamaian dan multilateralisme, Indonesia mengharapkan dukungan Rusia untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik, termasuk melalui dukungan bagi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP).

“Indonesia mengharapkan Rusia untuk segera melakukan aksesi terhadap Protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ),” ujar Retno.

Sementara itu terkait Palestina, menlu Brunei Darussalam dan menlu Malaysia memiliki pandangan yang sejalan dengan Indonesia bahwa Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, harus dapat mendorong solusi yang adil dan berkelanjutan bagi Palestina. 

Dorongan, menurut mereka, perlu dilakukan antara lain dengan menindaklanjuti fatwa Mahkamah Internasional yang terbit pada 19 Juli 2024 serta dalam mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Sebagai teman bagi Rusia dan Ukraina, Retno mengatakan Indonesia ingin melihat Eropa Timur yang damai dan akan terus mendorong terciptanya solusi damai untuk konflik yang tengah berlangsung.

Pertemuan Menlu ASEAN-Rusia mengesahkan pernyataan bersama soal Peringatan 20 tahun Aksesi Rusia pada TAC.

Menlu Rusia Sergey Lavrov menandatangani instrumen TAC pada 29 November 2004.


Baca juga: Menlu RI minta China jaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik

Baca juga: Menlu RI ajak Australia perkuat kerja sama dengan ASEAN


 

Kapal bermuatan gandum berangkat dari pelabuhan Rusia

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024