Sidoarjo (ANTARA News) - Sebanyak 30 paranormal dari berbagai daerah di Tanah Air yang secara "sukarela" datang ke Sidoarjo, Jatim, dinyatakan gagal menyumbat semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc.
Menurut Yanto, salah seorang petugas pendaftar sayembara, ditemui di Balai Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Rabu, paranormal yang melakukan secara sukarelawan ini tidak termasuk dalam daftar peserta sayembara.
"Mereka melakukan ini tanpa melihat hadiah yang diperebutkan. Melainkan ingin menolong masyarakat yang terkena musibah," ujarnya.
Seperti diketahui, warga Kedungbendo yang kesal dengan "ulah" lumpur Lapindo menyelenggarakan lomba bagi paranormal yang mampu menghentikan semburan lumpur dengan hadiah satu unit rumah seharga Rp80 juta.
Dia menuturkan, jadwal paranormal sukarelawan ini ditentukan oleh pesertanya, bukan panitia penyelenggara. Jadi kalau mereka siap melakukan ritual penyumbatan saat ini maka warga Kedungbendo hanya menyetujuinya.
"Mereka datang ke sini untuk laporan saja. Istilahnya
nyuwun sewu (permisi dulu) kepada tuan rumah," paparnya.
Yanto menuturkan, perbedaan peserta yang terdaftar dengan peserta sukarelawan ini dapat diketahui dari maksud tujuan mereka. Kalau sukarelawan benar-benar iklas tanpa meminta hadiah apapun jika berhasil menyelesaikan misinya, akan tetapi peserta terdaftar dimungkinkan memperoleh hadiah.
Peserta paranormal sukarelawan ini ternyata tidak hanya datang dari Jawa Timur saja, akan tetapi dari luar Jatim, seperti Kalimantan, Bali, Banten maupun Jakarta.
Selain itu, Yanto menjelaskan, perkembangan jumlah peserta sayembaya pada tahap pertama ini yang sudah dinyatakan gugur atau gagal menyumbat luapan lumpur berjumlah 25 orang. Berdasarkan data, jumlah peserta sayembara pada tahap pertama sebanyak 45 orang. Jadi tinggal 20 orang saja yang belum melakukan ritual penyumbatan.
Sisa peserta yang belum melakukan ritual ini akan diberikan batas waktu maksimal 10 hari sebelum bulan puasa tiba. "Kemungkinan 20 peserta ini harus diselesaikan secepatnya sebelum bulan puasa tiba," ungkapnya.
Lebih jauh Yanto menjelaskan, untuk peserta yang mendaftar sayembara pada tahap II ini sudah mencapai 40 orang. Menurut informasi, pendaftaran sayembara pada tahap kedua ini sudah ditutup pada Minggu (10/9) lalu karena sudah mendekati puasa.
"Kalau mereka mau menyumbat dengan sukarela maka pelaksanaan ritual bisa dilakukan mendadak. Akan tetapi jika mereka mendaftar sebagai peserta sayembara pada tahap kedua maka ritual dilakukan setelah lebaran," paparnya.
Sayembara dibuka di Balai Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin selama satu bulan mulai 1-30 September 2006. Sayembara ini terselenggara atas inisiatif dari Direktur PT Teguh Rahma Jaya, H Hasan SH MH selaku pengembang Perumahan Tanggulangin Citra Pesona Permai (TCPP), sekaligus Kepala Desa Kedungbendo.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006