Tentunya peran dari pihak swasta dalam pendampingan koperasi peternak sapi perah ini sangat kami dukung dan apresiasi karena sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas susu sapi di kawasan ini

Sleman (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung keterlibatan dan peran swasta dalam pendampingan koperasi peternak sapi perah di kawasan lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Tentunya peran dari pihak swasta dalam pendampingan koperasi peternak sapi perah ini sangat kami dukung dan apresiasi karena sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas susu sapi di kawasan ini," kata Ketua Kelompok Ruminansia Perah Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian Argi Argiris di Sleman, Jumat.

Menurut dia, pendampingan yang telah dilakukan Sarihusada Generasi Mahardhika, Danone Ecosystem kepada Koperasi Semesta di Umbulharjo, Cangkringan, Sleman dapat direplikasi di tempat-tempat lain.

"Pendampingan yang dilakukan mulai dari akar rumput ini diharapkan dapat juga direplikasikan di tempat lain," katanya.

Ia mengatakan, adanya rencana program makan bergizi dan minum susu mendorong insan peternakan dan kesehatan hewan untuk lebih kuat dalam usaha meningkatkan produksi daging, susu dan telur nasional.

"Produksi susu nasional saat ini hanya mampu menyuplai 20 persen dari total kebutuhan susu nasional," katanya.

Argi mengatakan, kondisi ini memang sudah berjalan cukup lama dan cenderung stagnan, bahkan diperparah dengan adanya Kejadian wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menurunkan populasi ternak sapi perah sebanyak sekitar 10 persen dan produksi susu segar sebanyak sekitar 30 persen.

"Untuk itu pemerintah akan terus mempercepat perluasan kawasan pengembangan sapi perah nasional," katanya.

Government and External Scientific Affairs Director Danone Indonesia Rachmat Hidayat mengatakan bahwa program pemberdayaan peternak dan koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan juga kualitas susu yang masih terbatas, sejalan dengan upaya meningkatkan penghasilan keluarga peternak, termasuk meningkatkan keuntungan di rantai bisnis koperasi.

"Meski program ini masih terus berjalan hingga penghujung 2025, namun dampak positif dari penerapan praktek peternakan sapi perah yang baik, termasuk pengobatan dan vaksinasi pascawabah PMK, serta arisan sapi, telah terlihat diantaranya adalah peningkatan kadar protein susu sebesar 15,2 persen dari dua koperasi yang didampingi," katanya.

Menurut dia, keberhasilan program ini kedepannya tentu tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak.

"Kerja sama yang kami lakukan bersama peternak sangat bisa untuk dilakukan, kerja sama yang telah dijalin ini terbukti ada peningkatan produksi dan kualitas susu dan membuat koperasi ini semakin kreatif inovatif dan produktif. Jika produktivitas meningkat, tentunya kesejahteraan juga semakin baik," katanya.

Ketua Koperasi Peternak Sapi Perah dan Susu Semesta Umbulharjo, Cangkringan Ruslan mengatakan pendampingan yang dilakukan selama ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas susu.

"Jika kualitas susu bagus maka harga jualnya juga bagus. Rata-rata produksi susu sapi di sini mencapai 12 liter hingga 25 liter per hari, ini di atas angka nasional yang hanya delapan liter per hari," katanya.

Ia mengatakan, saat ini anggota Koperasi Semesta sebanyak 250 orang yang merupakan warga Kevamatan Cangkringan dan Pakem.

Baca juga: Pemerintah targetkan bisa penuhi 24 persen kebutuhan susu dalam negeri
Baca juga: Kemenperin dorong peningkatan produksi susu sapi perah

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024