Jangan sampai kita meninggalkan umat kita dalam keadaan lemah
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta peserta Konferensi Internasional Dai Asia Tenggara (International Conference For Southeast Asia Dai) tetap fokus berdakwah agar umat tidak terpinggirkan.

Hal tersebut disampaikan Wapres saat bersilaturahmi dengan peserta Konferensi Dai Asia Tenggara di Istana Wapres, Jakarta, Jumat. Menurut Wapres, salah satu permasalahan umat yang perlu diprioritaskan dalam berdakwah adalah bagaimana menjaga umat agar tidak terpinggirkan.

"Agar umat Islam ini jangan menjadi umat yang lemah, yang terpinggirkan. Jangan sampai kita meninggalkan umat kita dalam keadaan lemah. Ini menjadi tugas kita dalam berdakwah," kata Wapres kepada para dai tersebut.

Menurutnya, fokus dakwah untuk memperkuat umat akan mampu menghindarkan umat dari keadaan lemah atau dhuafa. Salah satu cara untuk memperkuat umat ialah dengan menghindarkan umat dari bertindak dan berfikir di luar ajaran Allah SWT.

"Bagaimana menyelamatkan masyarakat Islam yang masih makan minuman yang tidak halal dan ber-muamalah yang tidak sesuai syariah. Bagaimana menyelamatkan mereka," sebut Wapres.

Selain itu, Wapres juga mengimbau para dai untuk berdakwah tentang menyelamatkan umat dari perpecahan.

"Yang tidak kurang pentingnya, yaitu menyatukan umat. Kita ini bisa saja terpecah belah oleh karena pengaruh dari luar. Ada yang melakukan pemisahan, juga membuat kegamangan, keraguan terhadap ajaran agama atau penyesatan-penyesatan dan ini memang harus kita kejar," ucap Wapres.

Sebagai contoh untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, Wapres mengatakan bahwa prioritas dakwah di Indonesia adalah santrinisasi. Ia berupaya mengarahkan umat Islam di Indonesia yang berjumlah besar ini, memiliki pemahaman agama yang lebih kuat, tetapi moderat dan toleran.

"Mensantrikan umat supaya mereka bisa seperti santri. Sebab masih banyak yang jauh dari itu," ujar Wapres.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga mengapresiasi pelaksanaan seminar dai Asia Tenggara serta terbentuknya forum dai Asia Tenggara. Ia pun mengharapkan forum tersebut dapat memperluas pemahaman Islam wasathiyah di seluruh negara kawasan.

"Saya ucapkan selamat bekerja. Saya berharap seminar dakwah yang diikuti oleh dai-dai ASEAN dan terbentuknya organisasi mutadda duali li du'a ASEAN ini menjadi wadah sosialisasi penguatan komitmen kawasan dalam mempertajam prinsip-prinsip dakwah wasathiyah di seluruh negara ASEAN,” ungkap Wapres.

Sebelumnya, Ketua Panitia Konferensi Dai Asia Tenggara Cholil Nafis menyampaikan deklarasi pembentukan Forum Internasional Dai Se-Asia Tenggara.

Bertindak sebagai penandatangan dalam deklarasi tersebut, pimpinan dewan ulama di tiap negara, yaitu Datuk Hasanudin bin Muhammad Yunus (Malaysia), Mohammed Swaleh (Myanmar), Arif Abdullah Sagran (Timor Leste), Muhammad Ilyas Yahprung (Thailand), Tn Somboune Khan (Laos), Pengiran Ahmad Faris Ramadhani (Brunei Darussalam), Muhammad Nuzhan Bin Abdul Halim (Singapura), Abdul Sa Lam (Vietnam), Tn Abdel Jabbar Malado Macarimbor (Filipina), dan Abdul Hafiz Bin Mat Tuah (Malaysia).

Kepada Wapres, Ketua Panitia Konferensi yang juga merupakan Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengatakan bahwa pertemuan para dai se-Asia Tenggara ini telah berlangsung sejak Kamis (25/7). Dihadiri oleh sekitar 27 dai se-Asia Tenggara, rangkaian acara akan diakhiri dengan para peserta mengikuti puncak peringatan milad MUI, Jumat malam.

Cholil menuturkan pertemuan dai se-Asia Tenggara tersebut, selain untuk berbagi gagasan serta pengalaman dalam berdakwah juga untuk meningkatkan keharmonisan para dai.

"Bisa menjadi wadah untuk harmoniskan rekan-rekan (dai) se-Asia Tenggara," kata Cholil.

Baca juga: Wapres: Konferensi Internasional Dai Asia Tenggara jadi sejarah baru
Baca juga: Wapres ingatkan pentingnya lestarikan empat bingkai kerukunan
Baca juga: Wapres minta Forum Keberagaman Nusantara jaga kerukunan bangsa


Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024