Setiap bulan andalan Sulsel dalam menambah devisa negara melalui ekspor dan impor dari sektor unggulan, seperti pertambangan, perkebunan dan kelautan.

Makassar (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) mencatat neraca perdagangan Sulawesi Selatan (Sulsel) semester I tahun 2024 masih tetap surplus 330 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp5,3 triliun lebih (kurs Rp16.200).

Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kanwil DJBC Sulbagsel Alimuddin Lisaw, di Makassar, Jumat, mengatakan beberapa komoditas unggulan dari sektor pertambangan, pertanian, dan hasil laut masih menjadi andalan provinsi ini dalam menambah devisa negara.

"Setiap bulannya andalan Sulsel dalam menambah devisa negara melalui ekspor dan impor itu datang dari sektor unggulan, seperti pertambangan, perkebunan dan kelautan," ujarnya.

Dalam neraca perdagangan itu, Sulsel telah mengekspor berbagai komoditas unggulan hingga Juni 2024 dengan nilai 600 juta dolar AS dan impor sekitar 280 juta dolar AS, sehingga masih surplus 33 juta dolar AS.

Alimuddin menjelaskan, surplus Sulsel setiap bulan dalam neraca perdagangan, karena komoditas andalan provinsi ini setiap bulannya selalu mencatat angka ekspor yang cukup signifikan.

Bahkan untuk komoditas nikel, setiap bulan selalu menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh komoditas, sehingga mampu menyumbang devisa bagi negara.

Alimuddin menyebutkan, untuk sektor pertambangan seperti nikel pada perdagangan itu tercatat 478,75 juta dolar AS secara persentase berkontribusi sekitar 56,48 persen, disusul produk besi dan baja senilai 207,04 juta dolar AS 24,42 persen.

Kemudian sektor pengolahan ada rumput laut mencatat perdagangan 61,02 juta dolar AS (7,20 persen), semen sebesar 24,08 juta dolar AS (2,84 persen), dan karaginan berkontribusi sebesar 20,66 juta dolar AS (2,44 persen).

Sementara pada sektor importasi barang seperti gandum-ganduman mencatatkan nilai transaksi sebesar 107,44 juta dolar AS (18,83 persen), beras sebesar 77,26 juta dolar AS (13,54 persen), dan gula sebesar 77,07 juta dolar AS (13,51 persen).

Kemudian bungkil dan residu padat tercatat sebesar 56,14 juta dolar AS (9,84 persen) dan kokas batu bara sebesar 28,83 juta dolar AS (5,05 persen).
Baca juga: DJBC: Neraca perdagangan Sulsel masih surplus hingga bulan ke-47
Baca juga: Neraca perdagangan ekspor-impor Sulsel masih surplus di bulan ke-48

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024