Meninggalnya dia bikin kita semua sedih. Tapi dia tetap hidup di Java Jazz, jadi kami buat tribute,"

Jakarta (ANTARA News) - Setelah Chrisye, hari terakhir Clear Jakarta International Java Jazz Festival, Minggu, memberi penghormatan untuk George Duke.

Duke punya arti tersendiri bagi perhelatan Java Jazz. 10 kali festival bertaraf internasional ini diadakan, empat kali Duke bermain, baik dalam format solo, trio, maupun bersama musisi pendukung lainnya.

Duke bahkan menjadi salah satu musisi internasional yang main di Java Jazz pertama tahun 2005, saat masih diadakan di Jakarta COnvention Center (JCC).

Penampilan terakhir Duke di Java Jazz adalah tahun lalu, bersama Stanley Clarke. Kehilangan Duke membuat dunia jazz kehilangan salah satu maestro. Tak terkecuali pianis Indra Lesmana.

"Meninggalnya dia bikin kita semua sedih. Tapi dia tetap hidup di Java Jazz, jadi kami buat tribute," kata Indra saat usai manggung di panggung D1 Simpati.

Ketidakhadiran Duke malam itu digantikan oleh Larry Kimple (bass, vokal), Gorden Campbell (drum), Adam Hawley (gitar), Maurice Brown (terompet), Indra Lesmana (keyboard), Jeff Lorber (keyboard), Tom Braxton (saksofon), Chuck Loray (gitar), dan Tony Momrelle (vokal).

"Sweet Baby" milik Duke dibawakan dengan manis oleh Kimpel. Lagu dari tahun 1981 ini merupakan proyek kerja sama Duke dengan Clarke. Duke menulis lagu ini suatu sore di Berkeley. Usai menulis, ia memanggil Clarke dan esok harinya, mereka merekamnya.

Mereka juga membawakan instrumentalia "Black Messiah" dan "No Rhyme No Reason", dengan porsi solo bagi masing-masing pemain.

"Sala satu cinta Duke adalah pada musik Brasil," kata Kimpel dari atas panggung.

Duke pernah berkolaborasi dengan sederet musisi asal Brasil, antara lain Milton Nascimento, Flora Purim, dan Airto Moreira. Tahun 1979, ia pergi ke Rio de Janiero danmerekam album "A Brazilian Love Affair" di sana.

Dira Sugandi pun didaulat ke atas panggung untuk membawakan "Brazilian Love Affair".

Menyatukan musisi kelas dunia dalam satu panggung memang bukan hal yang mudah. Indra mengaku, bertindak sebagai penata musik konser malam itu adalah Kimpel dan Campbell.

"Latihan baru sekali, tadi pagi hahaha," cerita Indra.

Mengagumi sosok Duke sejak usia sepuluh tahun, Indra mengoleksi semua album solo George Duke. Ia bahkan membawa semua koleksi yang dimilikinya untuk ditandatangani oleh Duke pada suatu kesempatan.

Indra beruntung, beberapa tahun lalu, ia berkesempatan berkenalan langsung secara personal dengan idolanya.

"Kemudian, megang partitur dia hari ini. Perjalanan hidup memang unik, bisa seperti itu," cetusnya.

Sayangnya, meski pernah bertemu langsung, Indra tidak berkesempatan untuk berkolaborasi secara musikal dengan sang idola.

"Dulu pingin, tapi waktunya bentrok," kenangnya tentang Duke yang tutup usia Agustus lalu akibat leukimia. (*)

Oleh Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014