Moskow (ANTARA) - Presiden Cili Gabriel Boric pada Kamis mendesak Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk memastikan pemilihan presiden yang adil yang dijadwalkan akan berlangsung pada Minggu dan menghormati hasil pemungutan suara. "Menjelang pemilihan yang sangat penting ini, saya meminta pemerintah Venezuela dan otoritas pemilu untuk menjamin proses pemilu yang normal, terutama bagi pihak oposisi, dengan memberikan penghormatan tanpa batas terhadap hasil yang harus diakui secara sah," kata Boric dalam konferensi pers, seperti dikutip oleh surat kabar Clarin dari Argentina.

Sebelumnya pada hari itu, media Brasil melaporkan bahwa Mahkamah Pemilihan Agung Brasil memutuskan untuk tidak mengirim pakar guna memantau pemilihan presiden di Venezuela.

Hal itu diputuskan, setelah Maduro, dalam pidatonya kepada para pendukungnya pada Rabu, mengatakan bahwa sistem pemilihan di Amerika Serikat, Brasil, dan Kolombia tidak dapat diterima dan tidak menjamin pemungutan suara dapat diandalkan atau berkemungkinan diperiksa ulang.

Warga Venezuela akan pergi ke tempat pemungutan suara pada 28 Juli untuk memilih presiden baru. Pendaftaran kandidat telah selesai pada bulan April.

Kandidat dari sebagian besar partai politik, termasuk gerakan oposisi sayap kanan, akan dimasukkan ke dalam surat suara.

Maduro juga akan berpartisipasi, dan mencari peluang untuk masa jabatan ketiganya.

Lebih dari 635 pengamat internasional akan memantau jalannya pemilu di Venezuela. Mereka termasuk tim ahli dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Carter Center AS dan Dewan Spesialis Pemilu Amerika Latin (CEELA).

Akan hadir juga pemantau dari Uni Afrika, Komunitas Karibia (CARICOM), Serikat Organisasi Pemilihan Amerika (UNIORE), serta 65 profesional dari komisi pemilihan di seluruh dunia akan memantau pemilihan di Venezuela.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Dua warga Venezuela ditahan, diduga ingin bunuh Maduro
Baca juga: PBB: Pencari suaka dari Venezuela naik tiga kali lipat pada 2022


Penerjemah: Primayanti
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024