Komposisi dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan mencapai 61 persen atau setara dengan Rp9,1 triliun

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Jago Tbk mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 47 persen secara year-on-year (yoy) dari Rp10,1 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp14,8 triliun pada semester I 2024.

Dari total DPK tersebut, komposisi dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan (current account and savings account/CASA) mencapai 61 persen atau setara dengan Rp9,1 triliun.

Sedangkan, sisanya sebesar 39 persen atau Rp5,7 triliun merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito.

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan bahwa mitra ekosistem strategis, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan aplikasi Jago, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank jago.

"Hal ini terlihat salah satunya dari jumlah nasabah funding aplikasi Jago yang sebanyak 66 persen berasal dari mitra ekosistem," kata Arief.

Ia juga mencatat kinerja penyaluran kredit Bank Jago juga terdorong berkat skema partnership atau channeling yang semakin erat dengan ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

Hingga akhir kuartal II 2024, penyaluran kredit bank digital itu tumbuh sebesar 40 persen yoy atau mencapai Rp15,7 triliun.

Kinerja positif itu diiringi dengan kualitas dalam penyaluran kredit, tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang sebesar 0,4 persen.

Dengan terjaganya pertumbuhan kredit yang berkualitas, Bank Jago pun membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp50 miliar atau tumbuh 23 persen yoy dari perolehan semester I 2023 yang sebesar Rp41 miliar.

Total aset Bank Jago juga ikut meningkat sebesar 29 persen yoy, dari Rp18,9 triliun di semester I 2023 menjadi Rp24,2 triliun di semester I 2024.

Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Jago mencapai 50 persen yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Arief mengatakan Bank Jago menggabungkan cara-cara digital dengan fundamental keuangan yang kuat sehingga berhasil menjaga konsistensi pertumbuhan yang positif dan berkualitas.

Hal itu, kata dia, semakin memperkuat keyakinan perseroan bahwa inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat untuk Bank Jago.

Sebagai bank berbasis teknologi (tech-based bank), Arief mengatakan bahwa Bank Jago tidak akan berhenti melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital.

"Kami percaya kombinasi kedua hal tersebut dengan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, merupakan landasan yang kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi," kata Arief.

Baca juga: Bank Jago sebut rekening yang diblokir terindikasi hasil kejahatan
Baca juga: Bank Jago dorong perempuan terus asah kecerdasan dalam kelola keuangan
Baca juga: Bank Jago sebut peran nasabah penting untuk hindari kebocoran data

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024