Guangzhou (ANTARA) - Lin Yali, penggemar lukisan China, kini dapat melakukan perjalanan menyenangkan ke berbagai museum dan pameran kapan saja, setelah kebijakan akses masuk baru membebaskannya dari aturan reservasi sebelumnya.

Sejak 6 Juli, Museum Seni Guangzhou mengizinkan masuk tanpa perlu melakukan reservasi, asalkan pengunjung melewati pemeriksaan keamanan. Selain itu, museum tersebut memperpanjang jam operasionalnya hingga akhir Agustus, menawarkan pengalaman musim panas yang sejuk dan kaya seni.

Lin, dari Provinsi Hunan di China tengah, berlibur ke Provinsi Guangdong di China selatan untuk mengunjungi Pameran Seni Rupa Nasional ke-14 setelah mendengar kebijakan yang menguntungkan tersebut.

"Tadinya saya khawatir tidak bisa mendapatkan tempat di awal karena banyaknya pengunjung pada musim panas. Sekarang segalanya menjadi lebih mudah dan saya dapat meluangkan waktu untuk menikmati lukisan-lukisan China yang menakjubkan ini," kata Lin.

Selain itu, kota metropolitan Shenzhen di China selatan pada Senin (22/7) mengumumkan pencabutan penuh kebijakan reservasi untuk 133 tempat di kota tersebut, termasuk 17 objek wisata, 61 museum, 33 galeri seni, 12 perpustakaan, dan 10 pusat kebudayaan.

Museum dan situs bersejarah belakangan ini menjadi pilihan wisata populer di China. Data dari Administrasi Warisan Budaya Nasional (National Cultural Heritage Administration/NCHA) China menunjukkan bahwa museum-museum di negara tersebut menyelenggarakan lebih dari 40.000 pameran dan lebih dari 380.000 kegiatan edukatif pada 2023, menarik 1,29 miliar pengunjung, sebuah rekor baru.

Untuk melayani pengunjung dengan lebih baik lagi, NCHA baru-baru ini merekomendasikan agar museum memperpanjang jam buka dan menghapus kebijakan reservasi.

Menanggapi permintaan tersebut, banyak museum, termasuk Museum Ibu Kota, Museum Sanxingdui, Museum Shanghai, dan Museum Seni Guangzhou, telah memperpanjang jam operasionalnya dan memperkenalkan berbagai program ramah pengunjung, seperti kunjungan malam hari dan pengalaman imersif, guna meningkatkan aksesibilitas dan daya tarik warisan budaya China.

Li Cheng, lulusan sekolah menengah atas (SMA) yang sangat menggemari sejarah dan budaya tradisional China, telah menetapkan museum lokal sebagai tujuan utama untuk dikunjungi. Kebijakan baru ini memungkinkannya mengunjungi lebih banyak situs bersejarah.

Musim panas ini, Li mengunjungi Chengdu bersama ibunya setelah ujian masuk perguruan tinggi. Perhentian pertama mereka adalah Museum Situs Jinsha Chengdu, tempat dipamerkannya ornamen emas terkenal "Matahari dan Burung Abadi" (Sun and Immortal Birds). Museum Sanxingdui dan Museum Chengdu kini masuk dalam rencana perjalanannya.

Data menunjukkan peningkatan wisatawan yang signifikan setelah penghapusan kebijakan reservasi di beberapa kota wisata.

Menurut lembaga riset mahadata (big data) dari penyedia layanan perjalanan daring Qunar, volume pencarian tiket untuk mengunjungi objek wisata di Beijing meningkat hampir tiga kali lipat sejak Beijing menghapus kebijakan reservasi untuk semua objek wisata, kecuali Museum Istana dan Museum Nasional China.

Sejumlah objek wisata dan museum di Suzhou, Provinsi Jiangsu, China timur, juga mencatatkan puncak arus pengunjung setelah penghapusan kebijakan reservasi, menerima 5,32 juta pengunjung selama Festival Perahu Naga tahun ini, naik sepertiga secara tahunan (year on year/yoy).

Saat ini, China memiliki 57 Situs Warisan Dunia UNESCO, termasuk 39 situs warisan budaya dan empat situs campuran warisan alam dan budaya. Pada 2023, negara itu memiliki 6.833 museum, yang menarik lebih dari 1,2 miliar pengunjung setiap tahunnya.

Pencabutan kebijakan reservasi telah memberikan pilihan baru bagi wisatawan mancanegara yang tertarik dengan budaya China selain pemandangan alam dan wisata kuliner, terutama setelah penerapan kebijakan transit bebas visa 144 jam yang memfasilitasi akses masuk ke China.

Menurut penyedia layanan perjalanan daring Ctrip, permintaan perjalanan inbound domestik pada paruh pertama tahun ini meningkat lebih dari 1,6 kali lipat secara tahunan.

Menurut survei yang dilakukan oleh Akademi Pariwisata China tentang kepuasan wisatawan inbound, lebih dari 60 persen responden menyatakan merasakan budaya China sebagai alasan utama mereka melakukan perjalanan ke negara itu.

Dai Bin, Direktur Akademi Pariwisata China, mengatakan integrasi budaya dan pariwisata telah menjadi tren seiring membaiknya standar hidup masyarakat dan meningkatnya pengalaman perjalanan mereka. Landmark budaya dan sejarah, seperti museum dan kota bersejarah, telah menjadi destinasi yang "wajib dikunjungi" bagi banyak wisatawan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024