Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan aparat kepolisian lebih banyak lagi menangkap para tersangka pembalakan hutan yang selama ini telah menghancurkan hutan Indonesia dan menyengsarakan rakyat.
"Kita berterima kasih kepada polisi karena telah menangkap banyak (tersangka) pembalakan hutan, tetapi kita harapkan lebih banyak lagi (tersangka) pembalakan hutan ditangkap," kata Wapres Jusuf Kalla saat membuka Kongres Kehutanan Indonesia IV di Jakarta, Rabu.
Menurut Wapres, penangkapan para tersangka pembalakan hutan sangat penting untuk masa depan bangsa dan dan lingkungan hidup Indonesia.
"Supaya kita tak hanya dikenal sebegai pengekspor asap, dan banjir juga," kata Wapres yang disambut tepuk tangan ratusan peserta kongres.
Dalam pandangan Wapres, banyak kerusakan hutan yang mengakibatkan banjir dan kekeringan disertai kabut asap, karena pengelolaan hutan yang salah selama 30 tahun terakhir.
Meskipun demikian, tambah Wapres, pada masa lalu sudah banyak sistem yang baik yang diberlakukan seperti sistem tebang pilih, sistem rotasi HPH dan sebagainya.
"Kenapa semua itu terjadi, sebab kuota tak dijalankan, tebang pilih tidak dijalankan. Jadi itu semua terjadi karena kita tidak disiplin dengan apa yang telah kita sepakati. Di samping itu banyak pula kuota yang terlalu berlebihan," kata Wapres.
Hal itu, kata Wapres, masih ditambah dengan adanya kelemahan hukum sehingga mengakibatkan terjadinya pencurian dan pembalakan hutan.
Wapres meminta kepada seluruh komponen bangsa untuk tidak hanya saling marah, namun yang paling pokok bagaimana mengatasi banjir, asap, kekeringan dan sebagainya. Masalah inti dari adanya banjir dan kekeringan, menurut Wapres, karena tidak adanya hutan.
"Kesimpulannya bagaimana menanam lebih banyak dan menebang lebih sedikit. Itu saja," kata Wapres, meskipun disadari pula bahwa menanam lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama daripada menebangnya.
Karena itu para peserta konggres diminta secara bersama-sama berbuat sesuatu, bagaimana memberikan batasan yang pas (Menanam dan menebang).
"Bagaimana kita menanam yang baik secara bersama-sama. Toh ada dana reboisasi untuk itu," katanya.
Sebelumnya Ketua Umum KKI Agus Setyarso mengatakan Indonesia mengalami kehilangan pendapatan devisa dari ekspor hasil hutan sebesar 10 miliar dolar AS pada lima tahun terakhir.
Dalam KKI IV kali ini juga akan dideklarasikan Dewan Kehutanan Nasional (DKN). (*)
Copyright © ANTARA 2006