"Dari total 96 orang yang mendapatkan perawatan dari kami, 43 orang harus dirawat inap, 31 orang pulang, 12 orang diobservasi dan sisanya hanya mengalami pusing saja dan sudah sembuh," kata Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Joni Setiawan, Minggu.
Menurut Joni, warga Kecamatan Warudoyong yang mengalami gejala keracunan ini pada umumnya mereka muntah, pusing bahkan ada yang tidak sadarkan diri karena mual. Tetapi, saat ini sebagian warga kondisinya sudah mulai membaik dan yang rawat inap jika daya tahan tubuhnya sudah normal maka diizinkan untuk pulang.
Lebih lanjut, mereka yang diharuskan menjalani rawat inap karena kondisinya kritis dan harus diinflus yang disebabkan banyak kekurangan cairan sehingga tubuhnya menjadi lemas. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi untuk mencari tahu penyebab keracunan masal ini.
"Para korban keracunan makanan ini mayoritas dewasa, walapun sebagian ada anak-anak. Mereka yang terpaksa dirawat inap karena kondisi tubuhnya masih sangat lemah, sehingga mereka harus mendapatkan perawatan intensif dari medis," tambahnya.
Sementara, salah seorang warga korban keracunan Baed mengatakan dirinya mengalami gejala keracunan sekitar pukul 19.00 WIB Sabtu, 1/3, atau 6--8 jam setelah dirinya memakan santapan dari acara selamatan tujuh bulanan yang digelar warga sekitar rumahnya.
"Saat Magrib menjelang Isya saya tiba-tiba pusing, mual dan muntah-muntah yang kemudian saya langsung dibawa ke rumah sakit, ternyata di rumah sakit sudah banyak tetangga yang juga mengalami gejala seperti saya ini," kata Baed.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014