Jakarta (ANTARA) - Sejumlah komunitas menilai Ridwan Kamil sebagai sosok yang tepat untuk menjadikan Jakarta kota yang sehat dan inklusif.

"Untuk mewujudkan kota yang sehat dan inklusif, diperlukan pemimpin yang memahami inti kehidupan kota, yakni manusia. Ridwan Kamil dianggap sosok yang tepat untuk memimpin Jakarta untuk mewujudkan kota yang lebih sehat dan inklusif," kata Ketua Umum Relawan Kita (RK) Henry Baskoro yang mendukung Ridwan Kamil dalam keterangannya di Jakarta, Kamis. Menurut Henry, Jakarta adalah kota yang terbuka dan memberi ruang bagi seluruh kelompok agama, etnis dan latar belakang.

"Apalagi, Jakarta telah menjadi kota kosmopolitan yang menjadi titik temu sekaligus titik silang budaya sejak ratusan tahun lalu," katanya. 

Henry menyebut, salah satu yang membuat Jakarta terus menggeliat adalah komunitas-komunitas yang hadir untuk ikut menyelesaikan masalah-masalah nyata dan mendorong tujuan-tujuan positif yang ada di tengah masyarakat. "Negara dan pemerintah punya keterbatasan menjangkau dan menyelesaikan semua masalah. Karena itu, komunitas-komunitas hadir dari semangat kerelawanan dan kewargaan untuk memecahkan masalah atau mendorong hal-hal positif di masyarakat. Komunitas adalah pilar kehidupan masyarakat,” katanya. 

Baca juga: Kaesang sebut Jakarta bisa jadi tantangan baru untuk Ridwan Kamil

Sejumlah komunitas seperti Komunitas Tantangan Hidup Sehat, Komunitas Rumah Belajar Ceria dan Komunitas Rumah Seni Betawi juga mengharapkan pemimpin yang dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi warga.

Misalnya, Warto Dollin dari Komunitas Tantangan Hidup Sehat yang terus mendorong masyarakat Jakarta untuk lebih rajin berjalan kaki.

Warto bahkan memberikan para anggotanya jam tangan pintar dengan harga ekonomis dengan aplikasi Lif untuk menghitung berapa langkah seseorang berjalan.

"Selain dengan aplikasi, kebiasaan jalan kaki juga harus didukung dengan infrastruktur yang baik, baik trotoar dan jarak dari pemukiman ke titik-titik angkutan umum. Kami mengharapkan pemimpin yang bisa mewujudkan Jakarta sebagai kota pejalan kaki supaya warganya makin sehat," kata Warto.

Senada, Komunitas Rumah Belajar Ceria (RBC) juga berharap Jakarta memiliki sistem pendidikan yang lebih inklusif.
 
Komunitas yang telah berdiri sejak 2019 untuk menyediakan pendidikan gratis bagi warga di lapak dan pemukiman liar di Cengkareng ​​​​​itu saat ini telah memiliki lima cabang di Kalideres, Pesakih, dan Joglo.

"Pemerintah daerah Jakarta masih belum mampu menjangkau keluarga yang benar-benar miskin, tidak terdata, yang ada di pemukiman liar dan lapak-lapak. Jakarta harus punya sistem yang lebih inklusif sehingga siapa pun bisa mendapatkan pendidikan," papar Ivani Perinas yang mewakili Komunitas RBC.

Baca juga: Projo: RK lawan sebanding Anies di Jakarta

Sementara itu, Komunitas Rumah Seni Betawi yang berlokasi di Taman Sari, Jakarta Barat, mengharapkan dukungan fasilitas dari pemimpin Jakarta untuk terus mengembangkan seni Betawi.

Komunitas yang mengajarkan seni Betawi maupun cabang seni lainnya itu tidak memiliki sanggar sehingga harus beroperasi di jalan, lapangan, atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

"Komunitas seni harus difasilitasi karena menanamkan kecintaan anak-anak terhadap kehalusan rasa dan budi pekerti. Masyarakat Jakarta harus menjadi masyarakat yang berbudaya," ujar perwakilan Komunitas Rumah Seni Betawi Muhammad Arbiansyah.

Baca juga: RK usai wacana Kaesang-Jusuf Hamka: Jabar mudah, Jakarta tidak masalah

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024