Medan (ANTARA News) - Sejumlah pengungsi erupsi gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, hingga kini belum diperbolehkan pulang ke Desa Kebayakan, Kecamatan Namantran, karena daerah itu masih ditutupi debu vulkanik cukup tebal.

Koordinator Media Massa Penanggulangan Bencana Sinabung di Kabanjahe, Jhonson Tarigan ketika dihubungi dari Medan, Minggu, mengatakan, desa tersebut belum diizinkan untuk ditempati pengungsi maupun warga.

Karena, menurut dia, kerusakan lahan perkebunan, jalan dan sebahagian rumah di Desa Kebayakan itu cukup parah, perlu penanganan serius Pemerintah Kabupaten Karo dan Satgas Penanggulangan Bencana Sinabung.

"Jadi, dari 16 desa yang sudah dihuni pengungsi Sinabung, hanya Desa Kebayakan yang belum bisa diisi warga," ucapnya.

Jhonson menambahkan, Desa Kebayakan yang memiliki penduduk 418 orang atau 108 kepala keluarga (KK) masih tetap tinggal di Posko Penampungan KWK Berastagi dan Oraet Labura.

"Sampai kapan pengungsi tersebut direkomendasi pulang ke rumah, belum dapat diketahui secara pasti dan kita tunggu saja informasinya," ucap dia.

Jumlah pengungsi Sinabung hingga Sabtu (1/3) tercatat 15.873 orang atau 5.002 kepala keluarga (KK), 6.021 laki-laki, 6.228 perempuan, 1.614 lanjut usia (lansia), 148 ibu hamil dan 699 bayi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level "Siaga" menjadi "Awas" terhitung mulai Minggu, (24/11) sekitar pukul 10.00 WIB.

Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai 4 km sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius 5 Km dari kawah Gunung Sinabung direkomendasikan untuk diungsikan.

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014