Kami fokus mengembangkan pelantar I, pelantar II hingga pelantar kuning Pulau Penyengat.
Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) menyatakan keseriusannya untuk fokus dalam proyek pengembangan Pelabuhan Kuala Riau di Kota Tanjungpinang.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebut pelabuhan tersebut menjadi salah satu pusat perekonomian masyarakat, sehingga harus ditata lebih baik lagi guna memperlancar arus barang dan orang.

"Kami fokus mengembangkan pelantar I, pelantar II hingga pelantar kuning Pulau Penyengat. Termasuk penataan alur pelayaran untuk kapal penumpang, barang dan aktivitas masyarakat agar sesuai dengan koridor masing-masing," kata Gubernur Ansar, saat menyambut jajaran Milllennium Challenge Corporation (MCC) Amerika Serikat, di Tanjungpinang, Kamis.

Ia menyampaikan apresiasi kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI yang sudah memfasilitasi kerja sama dengan MCC terkait proyek infrastruktur, khususnya di bidang kepelabuhanan.

Ansar menyatakan berkomitmen mengikuti seluruh tahapan berkaitan dengan studi kelayakan pengembangan Pelabuhan Kuala Riau, karena program ini sangat bagus sekaligus meringankan beban pemerintah dalam hal ini APBN maupun APBD.

Total ada enam tahapan studi kelayakan yang diterapkan MCC untuk merealisasikan proyek tersebut, dengan tahap satu dan dua sudah dilewati, lalu saat ini sudah masuk ke tahap ketiga.

"Alokasi anggaran hibah MCC untuk pengembangan pelabuhan Kuala Riau sekitar Rp700 miliar, makanya kami sangat menyambut baik proyek ini karena dampak ekonominya pasti luar biasa," ujar Ansar.

Direktur Eksekutif MCA-Indonesia II Maurin Sitorus mengatakan kehadiran CEO MCC Alice Albright dan rombongan bertujuan melihat secara nyata fisik perkembangan proyek MCC di Tanjungpinang.

Rombongan meninjau langsung pelantar I, pelantar II, pelantar kuning dan pasar baru, termasuk bertemu dengan para pelaku UMKM di lokasi tersebut.

"MCC juga punya program bantuan UMKM berupa pinjaman dengan bunga rendah dan pelatihan, sehingga UMKM akan mampu membuat laporan keuangan standar perbankan dan bisa membuat perencanaan bisnis," ujar Maurin.

Sedangkan untuk pembangunan fisik pengembangan Pelabuhan Kuala Riau, kata Maurin, progresnya tidak seperti pembangunan konstruksi biasa sehingga akan memakan waktu lebih lama.

"Dengan menggandeng sektor wisata, butuh waktu sedikit lebih lama dari konstruksi biasanya," kata Maurin lagi.

Maurin menambahkan, kunjungan rombongan MCC kali ini bertujuan untuk memperkuat komitmen terhadap pelaksanaan program Compact II serta berdiskusi dengan pemangku kepentingan terkait.

Sebagai informasi, program dengan tema “Infrastructure and MSME Financing” ini telah ditandatangani pada 13 April 2023 dan saat ini memasuki tahap ketiga.
Baca juga: Bappenas : Pembangunan Pelabuhan Kuala Riau gunakan konsep smart city
Baca juga: PT PEMA kirim komoditas sulfur ke Riau lewat Pelabuhan Kuala Langsa

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024