percepatan ini dapat dimulai dari pendampingan pada remaja serta calon pengantin
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu memetakan langkah untuk melakukan intervensi terhadap keluarga berisiko stunting atau penyakit gagal tumbuh pada anak akibat gizi buruk.
“Penanganan permasalahan stunting harus dilakukan secara paripurna, komprehensif, terpadu dan bersifat multi sektoral dengan mengintensifkan pendamping terhadap keluarga yang berisiko melahirkan bayi berisiko stunting,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra) Kabupaten Kepulauan Seribu Alawi saat rapat Pengumpulan dan Pengelolaan Data Keluarga Berisiko Stunting, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia melalui pengumpulan dan pengelolaan data keluarga berisiko stunting dapat dibuat rencana aksi percepatan penurunan penyakit tengkes di daerah setempat.
Ia mengatakan percepatan ini dapat dimulai dari pendampingan pada remaja serta calon pengantin, pada masa kehamilan dan pada masa pasca-persalinan serta terus didampingi hingga anak berusia lima tahun.
Ia mengatakan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting telah ditetapkan lima pilar Strategis Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
Selain itu kegiatan ini juga menindaklanjuti Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024 serta Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 981 Tahun 2022 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Dirinya berharap kegiatan ini diharapkan dapat memfasilitasi delapan aksi konvergensi stunting yang ada di Sistem Bangda Kemendagri kepada Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD).
“Saya minta peserta yang tergabung dalam tim Percepatan Penurunan Stunting dapat menyimak materi yang akan disampaikan oleh para narasumber dari Kemendagri," kata dia.
Sebelumnya Bupati Kepulauan Seribu Junaedi mengatakan sebagai daerah kepulauan yang penduduknya memiliki mata pencaharian nelayan, angka stunting seharusnya bisa turun mengingat sumber daya alamnya yang kaya protein.
Menurut dia penting untuk memperbanyak kerja sama memanfaatkan dana tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) perusahaan serta merangkul pejabat untuk menjadi orang tua asuh.
Berdasarkan Prevalensi Status Gizi Balita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus stunting di Kabupaten Kepulauan Seribu sudah turun menjadi 18,6 persen.
Ia mengatakan pada 2023 angka stunting tercatat 135 terdiri atas 16 anak di Kelurahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Pari 16 anak, Kelurahan Pulau Untung Jawa 5 anak.
Untuk Kelurahan Pulau Panggang 38 anak, Kelurahan Pulau Kelapa 42 anak dan Kelurahan Pulau Harapan 18 anak.
Baca juga: Jakpus sosialisasi pentingnya kesehatan sejak remaja cegah tengkes
Baca juga: Pemkot Jakpus prioritaskan penanganan tengkes di tiga kecamatan
Baca juga: HAN momentum wujudkan anak sehat dan cegah stunting
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024