Banda Aceh (ANTARA) - BMKG Aceh melalui Stasiun Klimatologi menyatakan sejumlah wilayah di provinsi berpotensi mengalami kekeringan akibat curah hujan yang rendah pada musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga September mendatang.

"Analisis hujan terakhir di seluruh wilayah Aceh pada 11 hingga 20 Juli rendah, warnanya coklat semua. Dan ini sudah berjalan beberapa dasarian terakhir," kata Kepala Stasiun Klimatologi Aceh, Muhajir, di Banda Aceh, Kamis.

Muhajir menjelaskan, pada Juli ini wilayah Aceh yang diprakirakan mengalami curah hujan rendah (0-50 mm) meliputi Banda Aceh, sebagian Aceh Besar, Pidie, Bener Meriah dan Aceh Utara.

Sedangkan untuk wilayah Aceh lainnya diprakirakan mengalami curah hujan menengah (51-100 mm), kecuali sebagian Aceh Selatan dan Nagan Raya kemungkinan mengalami curah hujan tinggi.

"Prediksi hingga akhir bulan Juli masih kering," ujarnya.

Kemudian, kata Muhajir, pada Agustus wilayah Aceh yang diprakirakan mengalami curah hujan rendah meliputi Banda Aceh, sebagian Aceh Besar, dan Aceh Utara.

Sementara curah hujan tinggi diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Pidie, Aceh Barat, sebagian besar Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Tenggara dan Aceh Singkil.

"Wilayah Aceh lainnya diprakirakan mengalami curah hujan menengah," katanya.

Lalu, untuk September wilayah Aceh yang diprakirakan mengalami curah hujan rendah meliputi sebagian kecil Banda Aceh dan Aceh Besar.

Curah hujan tinggi diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Nagan Raya, Aceh Barat dan Aceh Selatan. Sementara wilayah Aceh lainnya diprakirakan mengalami curah hujan menengah.

Muhajir juga menyampaikan bahwa sejak Mei lalu Stasiun Klimatologi Aceh sudah mengeluarkan surat kesiapsiagaan menghadapi puncak musim kemarau 2024 dan waspada kekeringan untuk bupati/wali kota dan instansi terkait.

"Kalau daerah mana saja yang sudah mengalami kekeringan, itu di Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, sisanya kami belum dapat informasi, apakah sudah memberlakukan kesiapsiagaan di masing-masing kabupaten/kota," ujarnya.

Sebagai informasi, sejauh ini satu daerah di Aceh yakni Kabupaten Aceh Besar telah memberlakukan status siaga darurat bencana kekeringan untuk wilayah Kecamatan Lhoknga.

Penetapan status bencana tersebut agar penanganannya dapat dilakukan secara komprehensif dan keberlanjutan.

Baca juga: BMKG: 20 wilayah di Aceh berpotensi tinggi terjadi karhutla

Baca juga: BPBD Probolinggo distribusikan air bersih di wilayah kekeringan

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024