Silaturahim dengan sejumlah tokoh kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Jabar itu digelar di rumah Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Abun Bunyamin, di Kabupaten Purwakarta, Kamis.
Dedi menyampaikan bahwa kedatangannya selain untuk bersilaturahim juga dalam rangka membicarakan perkembangan pendidikan keagamaan. Salah satunya adalah pentingnya tenaga pendidik di sekolah menengah yang memiliki basic pesantren.
Menurut dia, salah satu kelemahan saat ini adalah banyak orang berbicara soal agama tapi tidak memiliki basic pemahaman Alquran, hadist dan kitab-kitab.
“Termasuk guru-guru SMA kan tidak berasal dari pendidikan pesantren, sehingga kita ingin agar di sekolah ada tenaga pendamping non-ASN yang memiliki kemampuan tafsir Alquran, hadist dan kemampuan membaca kitab,” kata dia.
Dengan begitu, katanya, pendidikan agama mulai terarah pada sisi keilmuan, bukan sekadar mendapat referensi dari google atau media sosial. Walaupun ke depan para kiai harus mengikuti perkembangan dengan menjadi guru di media sosial.
Ia meyakini dengan cara seperti itu ke depan Jawa Barat bisa menjadi provinsi yang memiliki nilai spiritualitas berbasis ilmu dan bukan sekadar jargon politik semata.
“Ke depan itu harus menjadi fokus kita, apalagi Jabar penyangga Jakarta yang tingkat dinamika keagamaannya sangat tinggi. Jadi harus segera direspon dengan keilmuan. Sehingga ke depan Jabar menjadi provinsi yang memiliki nilai religiusitas berbasis ilmu bukan berbasis politik,” katanya.
Dedi juga berharap tidak hanya di sekolah, para tokoh atau orang yang memiliki ilmu juga bisa hadir mengisi masjid di permukiman agar bisa lebih bermanfaat bagi warga.
Sementara itu, KH Juhadi menilai ide dan gagasan Dedi Mulyadi perlu segera direspon agar pendidikan keagamaan di wilayah Jabar bisa semakin meningkat beriringan dengan pendidikan umum, baik di sekolah maupun di permukiman warga.
“Ketika pendidikan umum dan pendidikan agama bisa berjalan dengan baik maka mudah-mudahan Jabar semakin kondusif,” katanya.
Baca juga: Majelis Tinggi: Demokrat condong ke Dedi Mulyadi untuk Jabar
Baca juga: SMRC: Elektibilitas Ridwan Kamil tertinggi, Dedi Mulyadi kedua
Baca juga: Anggota DPR: Kenaikan dana desa harus dibarengi pengembangan desa
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024