Kalau dahulu tantangannya adalah busung lapar, hari ini tantangan kita adalah era digital yang satu sisi membawa dampak positif dan lainnya dampak negatif
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat menerangkan tantangan yang harus dihadapi dalam membangun kesejahteraan sehingga bisa memberikan daya dan karya kepada masyarakat.

" Apakah aktivitas saat ini telah benar-benar memberikan daya, karya, dan pada akhirnya memberikan kesejahteraan bagi keluarga serta masyarakat," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Jakarta, Kamis, saat kegiatan peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ke-52 tahun 2024 tingkat kota.
 
Kegiatan perayaan dimeriahkan dengan pemberian piagam penghargaan pengabdian PKK 10 sampai 25 tahun, apresiasi pengumpul minyak jelantah terbanyak, dan penyerahan piala berbagai lomba gebyar Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Jakarta Pusat tahun 2024.
 
Dhany menyebut, usia yang mencapai 52 tahun ini diharapkan gerakan PKK semakin matang dan mampu menghadapi tantangan zaman. Momentum perayaan ini juga diharapkan menjadi ajang konsolidasi, penguatan dan evaluasi gerakan PKK.
 
Selain itu, Dhany menjelaskan, gerakan PKK diawali dengan inisiatif istri dari Gubernur Jawa Tengah, Isriati Moenadi dalam mengatasi persoalan penyakit busung lapar pada tahun 1967. Saat itu, Isriati mengajak sejumlah istri pejabat untuk melakukan intervensi dengan membentuk organisasi PKK.
 
Selanjutnya, pada 1972 organisasi PKK dengan program yang dinamakan 10 segi pokok diberlakukan ke seluruh Indonesia dan menjadi momentum penetapan HKG. Gerakan yang sebelumnya bernama Pelajaran pada Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) pun diubah menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
 
Lalu, kata Dhany, seiring dengan semangat reformasi pada tahun 2000, penamaan PKK kembali berubah menjadi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) hingga saat ini. Penyematan nama pemberdayaan itu menurut Dhany mengandung filosofi kesetaraan dalam membangun kesejahteraan masyarakat bersama-sama.
 
"Kalau dahulu tantangannya adalah busung lapar, hari ini tantangan kita adalah era digital yang satu sisi membawa dampak positif dan lainnya dampak negatif," ujar Dhany.
 
Adapun dampak negatif dari era digital ini juga akan berpengaruh terhadap perilaku anak dan keluarga. Karena itu, Dhany berharap transisi organisasi PKK mampu memodifikasi strategi pemberdayaan masyarakat agar mampu mengatasi isu yang berkembang dan persoalan lingkungan.
 
"Hari ini kita telah mampu menggandeng berbagai kolaborator dari berbagai pihak. Artinya PKK tidak sendiri," ucap Dhany.
 
Sementara itu, Ketua III Bidang Penguatan Ketahanan Keluarga, Komariah Marullah hadir membacakan sambutan dari Ketua Umum TP PKK Pusat, Tri Tito Karnavian. Komariah menyampaikan pentingnya gerakan PKK di tengah masyarakat.
 
Dalam melaksanakan berbagai gerakan, PKK diminta tetap berpegang teguh pada rencana induk gerakan dan dokumen PKK.
 
Keberadaan PKK juga diharapkannya terus mendukung berbagai program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dan menciptakan kesejahteraan keluarga.
 
Lalu, anggota PKK juga diminta mampu mengoptimalkan sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dan kemitraan dengan berbagai pihak yang saling menguntungkan agar bermanfaat bagi masyarakat dan mendukung pembangunan.
 
"Gerakan PKK tumbuh dari bawah dan oleh masyarakat. Terima kasih atas dedikasi dan komitme selama ini dalam menyukseskan 10 gerakan PKK," kata Komariah.
Baca juga: PKK Jakbar gelar lomba untuk perkuat kemitraan dengan pemerintah
Baca juga: TP PKK gencar bercocok tanam di area terbatas Kepulauan Seribu
Baca juga: Jaksel libatkan kader TP PKK untuk percepatan penurunan stunting

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024