Pemkab Lebak mengambil langkah strategis untuk mengendalikan laju inflasi dengan mengimplementasikan strategi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan,
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, melakukan strategi intervensi gizi spesifik serta gizi sensitif sehingga berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 35,5 persen pada akhir 2023 menjadi 4,06 persen pada akhir Juni 204, berdasarkan sistem pendataan terbaru Kemenkes.

“Pemkab Lebak mengambil langkah strategis untuk mengendalikan laju inflasi dengan mengimplementasikan strategi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi serta komunikasi dan koordinasi yang efektif. Langkah tersebut ternyata mampu mengendalikan laju inflasi,” kata Pj. Bupati Lebak Iwan Kurniawan dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Hal itu diungkapkan Iwan dalam acara Gebyar Kolaborasi Lebak Atasi Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Ekstrem (Gebyar KLASIK) Tahun 2024, yang diselenggarakan secara serentak di 6 Kecamatan, yaitu Kecamatan Warunggunung, Kalanganyar, Cileles, Curugbitung, Cikulur, dan Sajira, Kamis (25/7/2024).

Kegiatan ini diselenggarakan bersama Kemendagri, Bappenas dan Pemerintah Kabupaten Lebak, dengan dukungan dari SKALA, Program Kemitraan Australia-Indonesia untuk akselerasi layanan dasar.

Iwan menambahkan, 18 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Kabupaten Lebak juga turun tangan membantu penanganan stunting. Selain sukses menurunkan stunting, kata Iwan, Kabupaten Lebak juga berhasil menurunkan angka inflasi dari 4,14 persen pada Januari 2024 menjadi 1,37 persen pada Juni 2024.

Baca juga: Kemenkes optimistis target penurunan stunting 14 persen tercapai 

Baca juga: Kabupaten Lebak menjadi proyek percontohan Data Regsosek 

Menurutnya acara Gebyar KLASIK merupakan salah satu upaya Pemkab Lebak dalam melakukan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi serta pemerintah daerah dalam menangani masalah stunting, inflasi dan juga kemiskinan.

Perencana Ahli Madya Kementerian PPN/Bappenas Dinar Dana Kharisma mengatakan, pemerintah pusat dan daerah berkolaborasi dalam acara Gebyar KLASIK dalam rangka menurunkan stunting, inflasi, dan juga kemisikinan.

Kata dia, Bappenas juga mengapresiasi inisiatif yang digagas oleh Pj. Bupati Lebak, dengan melibatkan pihak swasta dalam ajang Gebyar KLASIK ini, hingga mengasilkan kolaborasi multi-pihak.

“Ini merupakan kolaborasi pertama yang melibatkan pemerintah pusat, daerah dan juga swasta serta mitra-mitra Pembangunan dalam melakukan upaya pengentasan stunting, kemiskinan dan juga menurunkan laju inflasi. Karena tiga hal tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah tapi harus melibatkan banyak pihak,” kata Dinar.

Dinar berharap pelaksanaan Gebyar KLASIK ini bisa menjadi titik awal bagi pemkab Lebak dalam mengembangkan kebijakan yang lebih baik serta menggunakan data dalam pengambilan kebijakan yang inklusif.

Lebih lanjut Dinar menjelaskan bahwa data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dengan menggunakan aplikasi SEPAKAT sudah bisa digunakan oleh Pemkab Lebak dalam menghadapi tiga permasalahan utama yaitu stunting, inflasi, dan kemiskinan.

Baca juga: Gula aren Kediri "banjiri" pasar Rangkasbitung Lebak 

Baca juga: Pemkab Lebak minta nelayan waspadai tinggi gelombang 4 meter

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024