Yerusalem (ANTARA News) - Angkatan Udara Israel menghancurkan sebuah lokasi peluncuran roket di Gaza pada Jumat malam, kata militer, sementara seorang pejabat di wilayah Palestina itu melaporkan tidak ada korban dalam insiden tersebut.
"Pesawat Angkatan Udara Israel menghancurkan sebuah lokasi peluncuran roket di Gaza untuk melenyapkan ancaman dalam waktu dekat terhadap Israel," kata seorang juru bicara militer dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat kementerian kesehatan Hamas, gerakan yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan kepada AFP, serangan itu terjadi di dekat Beit Lahiya di wilayah utara jalur tersebut, namun tidak ada korban.
Ketegangan di dan sekitar Gaza meningkat setelah masa relatif tenang selama setahun.
Peristiwa besar mematikan terakhir di Gaza terjadi pada 1 November ketika empat pejuang Hamas tewas dan lima prajurit Israel cedera selama operasi militer untuk menghancurkan sebuah terowongan Gaza-Israel.
Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November 2012 yang menewaskan 177 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel -- empat warga sipil dan dua prajurit.
Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel.
Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 diantaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.
Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai pada 21 November 2012, sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon -- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut semakin dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
(Uu.M014)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014