Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah turun 35 poin atau 0,22 persen menjadi Rp16.250 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.215 per dolar AS.
"Pasar terus memantau kondisi utang pemerintah yang membengkak dan sudah berada dalam posisi tidak aman," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
S&P Global US Manufacturing PMI pada Juli 2024 secara mengejutkan turun menjadi 49,5 dari 51,6, yang mengindikasikan adanya kontraksi dalam aktivitas manufaktur. Penjualan rumah baru AS juga turun menjadi 617 ribu dari 621 ribu.
Kedua data tersebut memberikan sinyal melemahnya kondisi perekonomian AS. Selain itu, lemahnya laporan pendapatan perusahaan AS mendorong investor menjauh dari aset-aset berisiko.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke level Rp16.268 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.224 per dolar AS.
Baca juga: IHSG diprediksi mendatar di tengah "wait and see" data PDB AS
Baca juga: Tingkatkan minat investasi, BCA rilis reksa dana indeks saham BIPI
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024