Perempuan yang telah berkecimpung di bidang teater sejak 1994 itu menyayangkan teater di Indonesia teater memiliki gengsi yang sama seperti teater di luar negeri.
"Di Indonesia Teater belum jadi industri, tapi teater adalah cikal bakal akting. Kalau di luar negeri teater itu prestise," kata dia di sela persiapan pentas "Demonstran" dari Teater Koma di Taman Ismail Marzuki, Jumat petang.
Meskipun begitu, aktris yang dikenal lewat sinetron "Si Doel Anak Sekolahan berpendapat ilmu yang diserapnya dari teater sungguh melimpah. Proses kreatif yang mewarnai produksi pentas teater adalah sesuatu yang tidak ternilai baginya. "Teater sudah menghidupkan keaktoran saya," imbuh dia.
Kali ini Cornelia terlibat dalam pertunjukan "Demonstran" yang merupakan karya Teater Koma.
Dia berperan sebagai Bunga, istri dari Topan si demonstran legendaris yang berhasil menumbangkan penguasa dua dekade silam.
Selain "Demonstran", Cornelia juga pernah tampil dalam karya Teater Koma seperti "Republik Togog", "Republik Petruk", "Rumah Pasir", dan "Maaf. Maaf. Maaf". "Saya ingat perjuangan demi mendapatkan peran di Republik Togog, harus menolak satu film dan dua sinetron," kenangnya.
Seni peran memang masih tak bisa dilepaskan dari hidupnya meskipun dia harus membagi waktu dengan kewajibannya sebagai seorang ibu.
Teater diakui menjadi pilihan favoritnya dibandingkan syuting sinetron atau film. Syuting sinetron stripping menjadi kendala utama karena khawatir waktunya tersita. "Kalau sinetron saya tidak mau kecuali Doel (Anak Sekolahan)," imbuh dia.
Cornelia menjelaskan bahwa ada wacana sinetron yang melejitkan namanya bersama Rano Karno dan Maudy Koesnaedy itu akan kembali digarap meski belum dapat dipastikan apakah format baru berupa film atau sinetron.(*)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014