Kita harus tetap tumbuh di UMKM, tapi sangat selektif. Dengan cara apa? Maka risk acceptance kriterianya kita perketat. Loan portfolio guideline-nya itu kita perketat
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengungkapkan sejumlah strategi yang dilakukan BRI untuk menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) UMKM tetap rendah, salah satunya selektif dalam menyalurkan kredit ke segmen tersebut.

“Kita harus tetap tumbuh di UMKM, tapi sangat selektif. Dengan cara apa? Maka risk acceptance kriterianya kita perketat. Loan portfolio guideline-nya itu kita perketat,” kata Sunarso dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan Triwulan II 2024 di Jakarta, Kamis.

Tak hanya itu, portfolio usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sudah ada juga tetap dilakukan pemilahan kembali, mana UMKM yang masih bisa melanjutkan kreditnya dan mana yang sedang bermasalah.

Apabila memang dibutuhkan kelonggaran untuk kredit UMKM, maka BRI akan mengikuti instruksi pemerintah. Apabila tidak ada kelonggaran, BRI melakukan restrukturisasi sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan umum yang berlaku yang selama ini dilakukan oleh bank.

“Kalau memang tidak bisa direstrukturisasi, maka terpaksa kita harus write off, kita harus hapus buku. Maka kemudian di situlah cadangan berbicara, seberapa kuat kita punya cadangan,” kata Sunarso.

Strategi terakhir, kata Sunarso, BRI tetap melakukan penagihan terhadap debitur yang sudah dihapusbukukan (write off). Dalam hal ini, BRI fokus kepada langkah pemulihan (recovery) terhadap kredit-kredit yang sudah dihapusbukukan.

Hingga akhir triwulan II 2024, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.095,64 triliun kepada segmen UMKM atau mencapai porsi 81,96 persen dari total kredit yang disalurkan bank berplat merah tersebut.

Rasio loan at risk (LAR) BRI tercatat membaik, turun dari semula 14,94 persen pada akhir triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir triwulan II 2024. Sedangkan rasio NPL BRI terjaga di kisaran 3,05 persen, dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60 persen. Sunarso mengatakan bahwa NPL UMKM BRI masih lebih baik atau di bawah NPL UMKM rata-rata industri perbankan.

Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPL gross UMKM pada Mei 2024 tercatat stabil yaitu sebesar 4,27 persen atau naik tipis dari 4,26 persen pada April 2024.

Sejalan dengan penurunan LAR total kredit menjadi sebesar 10,75 persen pada Mei 2024, OJK mencatat LAR kredit UMKM juga mengalami penurunan menjadi sebesar 13,83 persen pada Mei 2024 dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 17,63 persen.

Terkait risiko kredit khususnya pada segmen UMKM, berdasarkan hasil stress test yang telah dilakukan OJK, secara umum perbankan dinilai masih resilient didukung dengan permodalan yang terjaga dan tingkat pencadangan yang memadai.

Selain itu, catat OJK, secara umum rasio kredit yang berisiko (LAR) untuk UMKM saat ini dalam rentang level yang terjaga dan dalam tren yang menurun, jauh di bawah level puncaknya di masa pandemi COVID-19.

Baca juga: BRI: Porsi kredit UMKM capai 81,96 persen hingga triwulan II 2024
Baca juga: Tumbuh selektif dan prudent, BRI cetak laba Rp29,90 triliun
Baca juga: BRI bukukan laba konsolidasian Rp29,9 triliun hingga TW II 2024


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024