Tentunya tidak mudah bagi perusahaan keluarga ini, untuk bertahan, terus bertumbuh, menjadi besar, dan kini sudah melibatkan generasi ketiga dalam operasionalisasinya. Acara yang mengusung tema “Sparking Innovation, Empowering The Future” itu dihadiri antara lain oleh Wakil Presiden ke 10, dan 12 RI Jusuf Kalla, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, CEO Mahatma Ilham Panjaitan dan beberapa pejabat negara lainnya, serta relasi bisnis Agung Concern.
Chairman Agung Concern Group Bakti H.M. Bukti Panjaitan mengungkapkan bahwa dengan komitmen, dan dedikasi dalam menghadapi tantangan multifaset, perseroan kini tumbuh kuat dan matang dengar 4 pilar bisnis: otomotif, logistik, layanan, investasi, inovasi, dan teknologi informasi.
“Terima kasih atas kehadiran bapak, dan ibu, serta para tamu undangan, mari kita rayakan pencapaian ini dengan menikmati jamuan dan persembahan istimewa yang telah kami siapkan dari Agungconern, untuk masa depan kita bersama,” ujar Bakti.
Sementara itu, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya menguraikan perkenalannya dengan pendiri Agung Concern group Samuel Panjaitan (alm) yang disebutnya Bapak Tua, dan persahabatannya dengan anak-anak mereka.
“Saya belajar banyak pada Bapak Tua, terutama tentang kedisiplinannya,” ungkap Luhut.
Menko LBP berterus-terang bangga atas perjalanan Agung Concern Group yang tahun ini mencapai 70 tahun. Ia menyebutkan, tidak mudah bagi perusahaan keluarga, dan orang Indonesia asli bertahan sampai puluhan tahun.
“Tidak mudah bertahan sampai 70 tahun, perusahan keluarga, pribumi lagi. Semoga terus bertahan 70 tahun lagi, dan sampai seterusnya,” tambah Luhut.
Tidak banyak perusahaan keluarga yang bisa bertahan sampai generasi kedua, ketiga, dan seterusnya. Salah satu dari yang sedikit itu adalah Agung Concern Group, yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 5.000 orang dan tersebar di seluruh pelosok Tanah Air.
Lewat sang ayah (generasi pertama) Samuel Panjaitan, Agung Concern adalah perusahaan keluarga yang mengelola showroom dan bengkel di Surabaya, Jawa Timur. Kemudian bisnisnya berkembang menjadi importir kendaraan bermotor, seperti merek Toyota. Perusahaan lalu membuka cabang di Jakarta dengan mengimpor suku cadang dan kendaraan built up.
Nah, seiring dengan perkembangan dunia otomotif di Indonesia dan pengalaman menjual kendaraan bermotor merek Toyota, Agung Concern dipercaya menjadi dealer utama Toyota. Agung Toyota, satu dari lima founding dealer Toyota sejak 1972, sejajar dengan Auto 2000, Kalla Group, Hasjrat Abadi, dan Nasmoco Group. Agung Toyota kini tampil menguasai pasar mobil di wilayah Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, dan Bali.
Kini, di usianya yang sudah 70 tahun, Agung Concern Group telah merambah ke berbagai lini bisnis. Mulai dari transportasi darat dan laut, logistik, warehouse, properti, hingga teknologi informasi. Perusahaan keluarga ini tetap sukses berkembang di bawah kendali generasi kedua, yang kini sudah melibatkan generasi ketiga.
Sejumlah hal penting yang bisa dijadikan pelajaran bagi perusahaan keluarga, jika ingin eksis dan bertahan puluhan bahkan ratusan tahun. Di antaranya, tentang filosofi keluarga yang menjadi corporate culture, pembentukan tim building, juga kejelian membaca situasi dan mengeksekusinya sebagai bisnis menguntungkan.
Memasuki generasi kedua, Agung Concern Group dikelola oleh H.M. Bukti Panjaitan sebagai Presiden Direktur dan Mahatma Ilham Panjaitan yang juga menduduki posisi sebagai CEO
Saat merayakan ulang tahunnya yang ke-65 pada tahun 2021, Mahatma Ilham Panjaitan membagikan resepnya sehingga bisa membawa sukses perusahaan keluarganya, yaitu dengan menempatkan orang yang tepat pada posisi tepat.
“Sederhana saja. The right man and the right place, dengan begitu beres semua,” kata Ilham dalam acara peluncuran buku perjalanan hidupnya, di Jakarta pada tahun 2021 lalu.
Dalam pernyataannya kepada beberapa media, Ilham Panjaitan membagikan kiat yang dipegangnya sebagai nilai-nilai perusahaan itu, dengan mengutamakan kompetensi, kecakapan, dan kejujuran guna menjalankan perusahaan daripada sekedar hubungan darah.
“Sekali pun keluarga, kalau tidak cakap, harus minggir. Ada tempat, dan tugas lain untuk keluarga, yang dipastikan tidak mengganggu manajemen usaha,” ungkap Ilham.
Sebagai Chief Executive Officer (CEO) kelompok usaha modern, dengan tatanan organisasi mutakhir, Ilham Panjaitan telah membagi segala tanggung jawab dan pekerjaan sehari-hari kepada para pimpinan perusahaan. Ada jajaran eksekutif, setingkat direktur, yang disebut Chief Operation Officer (COO). Mereka, sebagian besar di antaranya karyawan asli yang merintis karier dari jenjang staf. Kalau mereka bisa berada di puncak karier, itu karena memang terbukti cakap, kompeten, inovatif, serta loyal.
Mengenai perubahan iklim bisnis (base on TI) saat ini dimotori langsung oleh putra tunggalnya Moshe Darron Panjaitan. Menurut Ilham, perubahan itu hal yang tak bisa dihindari. Pria kelahiran Jakarta, 23 Juni 1956 itu mengatakan perubahan perlu disikapi dengan waspada dan proporsional, tidak memandangnya secara underestimate, dan tidak pula overestimate.
“Bisnis itu urusannya bukan soal siapa menang dan siapa kalah. Semua pihak harus merasa menang dan puas karena bisa mengambil manfaat secara adil. Termasuk anak-anak (karyawan dan keluarga), yang menggantungkan hidupnya dari operasionalisasi perusahaan,” lanjutnya.
Saat ini, dalam jajaran grup usaha sudah melibatkan generasi ketiga yakni Muhammad Ryano Panjaitan, Livia Vilanesia Panjaitan, dan Moshe Darron Panjaitan.
Ilham Panjaitan menekankan, untuk sampai pada posisi mereka sekarang, siapa pun dia, termasuk dari keluarga inti Panjaitan, harus melewati tour of duty di sejumlah level bagian perusahaan. Ia menyebutkan, mereka harus mau mengikuti tahapan sebagai profesional.
Dengan perjalanan bisnis yang cukup panjang tersebut, Agung Concern Group memiliki modal kuat untuk ikut menjadi salah satu pelaku penting dalam bisnis menuju Indonesia Emas 2045.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024