Jambi (ANTARA) - Dirreskrimsus Polda Jambi mengecek sejumlah titik panas atau hotspot di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan sebagai upaya mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Dirreskrimsus Polda Jambi Kombes Pol Bambang Yugo dalam keterangan tertulis diterima di Jambi, Kamis, mengatakan, dalam pengecekan tersebut juga tergabung Polres Muaro Jambi, BPBD Kabupaten Muaro Jambi, Babinsa Koramil, dan Kelompok Masyarakat Peduli Api.

Baca juga: BMKG: Jumlah titik panas di Jambi meningkat, capai 1.819 hotspot

Tim ini bersama-sama mengecek hotspot yang terdeteksi di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

"Pengecekan ini menjadi saksi kolaborasi yang efektif dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di perbatasan Provinsi Jambi - Sumatera Selatan," katanya.

Baca juga: Kasad puji penanganan karhutla di Jambi cukup baik

Dia mengatakan, tim berhasil mengidentifikasi hotspot alias titik api yang terletak di RT 14 Desa Muara Medak dengan luas sekitar 15 hektare.

Meskipun berjarak sekitar 21 kilometer dari perbatasan dengan Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, titik api kebakaran tersebut berada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

Baca juga: Luas lahan yang terbakar di Jambi sejak Januari capai 229 hektare

Tim melakukan pengecekan intensif terhadap hotspot dan memastikan koordinatnya di Lintang S -1°47'53" dan Bujur E 104°5'48".

"BPBD Kabupaten Musi Banyuasin bekerja sama dengan masyarakat setempat, termasuk Kelompok Masyarakat Peduli Api Bromo Sakti Pancuran, untuk menangani karhutla dan meminimalisir dampaknya," katanya.

Baca juga: BMKG: empat titik panas di Jambi bepotensi picu karhutla

Tim juga melakukan upaya kanalisasi di lokasi kebakaran untuk membatasi dan memadamkan sisa-sisa asap, sehingga mengurangi risiko perluasan karhutla.

"Kolaborasi ini menjadi bukti nyata komitmen untuk melindungi lingkungan dan masyarakat sekitar. Kerja sama yang solid antara berbagai instansi dan komunitas lokal sangat penting dalam menanggulangi bencana alam seperti kebakaran ini," kata dia.

Baca juga: Titik panas sebagian besar berulang di tiap kemarau

Dia berharap sinergi yang terbangun dalam penanggulangan ini dapat ditingkatkan ke depannya, untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di kedua provinsi tersebut.

"Ini menjadi bukti nyata bahwa respons cepat dan koordinasi yang baik dapat memberikan hasil yang positif dalam menghadapi tantangan alam," katanya.

Baca juga: Titik api terbanyak, Pemkab Muarojambi gelar rakor karhutla
Baca juga: Jumlah titik panas di Sumsel mulai meningkat
Baca juga: 4.045 titik panas terdeteksi di Sumatera Selatan

Pewarta: Tuyani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2024