Phnom Penh (ANTARA) - Jumlah wisatawan China ke Kamboja naik 45,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada paruh pertama (H1) 2024, demikian laporan Kementerian Pariwisata Kamboja yang dirilis pada Selasa (23/7).

Sebanyak 389.360 wisatawan China mengunjungi negara Asia Tenggara tersebut selama periode Januari-Juni tahun ini, naik 45,2 persen dari 268.130 wisatawan China pada periode yang sama tahun lalu, demikian isi laporan tersebut.

Wisatawan China menyumbang 12,3 persen dari total 3,16 juta kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kamboja selama H1 tahun ini, kata laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa China merupakan sumber wisman terbesar ketiga ke kerajaan itu setelah Thailand dan Vietnam.

Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Kementerian Pariwisata Kamboja Top Sopheak yakin bahwa Bandar Udara Internasional Siem Reap Angkor yang diinvestasikan oleh China dan Tahun Pertukaran Antarmasyarakat Kamboja-China 2024 akan membantu menarik lebih banyak pelancong dari China ke Kamboja.
 
Wisatawan mengunjungi Angkor Wat di provinsi Siem Reap, Kamboja pada 10 Februari 2024. (Xinhua/Sao Khuth)  


"Kami sangat berharap melihat lebih banyak wisatawan China karena kunjungan mereka telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata kami," katanya kepada Xinhua.

Pariwisata merupakan satu dari empat pilar yang mendukung perekonomian Kamboja, selain garmen, alas kaki, dan ekspor barang-barang perjalanan, pertanian, serta industri konstruksi dan real estat.

Negara kerajaan itu memiliki empat situs warisan dunia yang terdaftar di UNESCO, yaitu Taman Arkeologi Angkor di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut, Kawasan Kuil Sambor Prei Kuk di Provinsi Kampong Thom, Kamboja tengah, serta Kuil Preah Vihear dan situs arkeologi Koh Ker di Provinsi Preah Vihear, Kamboja barat laut.

Selain itu, Kamboja memiliki garis pantai yang masih asli dan membentang sepanjang sekitar 450 km di empat provinsi di sebelah barat daya negara itu yaitu Sihanoukville, Kampot, Kep, dan Koh Kong. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024