Jakarta (ANTARA News) - Rencana pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menambah lajur pada ruas Jalan M.H Thamrin dan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, dinilai tidak akan menyelesaikan masalah kepadatan lalu lintas dan kemacetan di dua jalan utama ibukota itu. Bahkan sejumlah kalangan menilai rencana itu merupakan kebijakan yang bertentangan dengan konsep Transportasi Makro Ibukota, karena dikhawatirkan justru mengundang pertambahan kendaraan bermotor. "Itu rencana yang kontradiktif dengan filosofi pembangunan busway. Busway dimaksudkan untuk mengurangi kendaraan pribadi, sementara kalau penambahan lajur itu berarti memfasilitasi kendaraan pribadi," kata pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) bidang Advokasi, Darmaningtyas, yang dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu. Ia memaparkan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemprov DKI seharusnya mendorong masyarakat untuk semakin memanfaatkan sarana transportasi umum antara lain Busway. Kebijakan yang dimaksud selain sistem "Three in One" dapat juga dilakukan dengan pengenaan "Road Pricing" bagi jalan-jalan yang dilewati oleh Busway, Monorail atau Subway. "Itu supaya semakin terbatas kendaraan pribadi yang lewat, sehingga kalau sekarang kemudian menambah lajur, saya kira Pemprov mengingkari apa yang telah mereka rencanakan," ujar Darmaningtyas. Selain itu, masih menurut Darmaningtyas , dengan adanya penambahan lajur tersebut tentunya akan terjadi penebangan sejumlah pohon dan juga pengurangan luas jalur hijau yang pada akhirnya dikhawatirkan berpengaruh terhadap tingkat polusi asap kendaraan di ibukota. "Jadi memang penambahan lajur tersebut selain akan mengundang kendaraan bermotor juga akan mengundang polusi karena jumlah pohon dikurangi. Lagi-lagi bertentangan dengan Perda Nomor 2 tahun 2005 tentang penanganan polusi udara di Jakarta," tuturnya. Oleh karena itu, ia berpendapat bila memang Pemprov DKI menginginkan penyelesaian permasalahan kepadatan lalu linta di dua ruas jalan tersebut maka langkah yang diambil adalah perbaikan kualitas Busway dan juga jumlah armada sehingga kenyamanan dan terjaminnya keterangkutan penumpang dapat dilakukan. "Busway ditingkatkan pelayanannya supaya makin banyak pengguna kendaraan pribadi naik moda itu termasuk benahi feedernya. Dibanyak negara yang mengembangkan angkutan umum melakukan pengenaan biaya parkir yang mahal, harga BBM yang tinggi tapi khusus untuk kendaraan pribadi," tambahnya. Akibat sejumlah kebijakan itu maka masyarakat akan beralih dari menggunakan kendaraan pribadi pada penggunaan kendaraan umum untuk aktivitas sehari-hari karena dinilai lebih murah, nyaman dan menguntungkan. "Prinsip dari kendaraan bermotor itu semakin banyak jalan dibangun, akan semakin banyak mengundang kendaraan bermotor yang lewat, pembangunan jalan tidak akan pernah mengatasi kemacetan bila tidak diimbangi dengan pola transportasi umum yang baik," tegasnya. Dalam rencana Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, pengerjaan penambahan lajur untuk Jalan Thamrin akan berjarak 2,4 km dimulai dari Bundaran Air Mancur hingga Dukuh Atas. Ruas ini akan memakan biaya sebesar Rp15,5 miliar yang akan diambilkan dari dana Anggaran Belanja Tambahan (ABT) DKI Jakarta 2006. Kesulitan yang akan dihadapi untuk ruas ini adalah adanya tiang penyangga pada reklame di separator jalur cepat dan lambat di depan Gedung Jaya, pohon beringin di sisi Hotel Mandarin dan penyempitan jalan akibat adanya jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Tosari-Dukuh Atas. Sementara itu untuk ruas Jalan Sudirman pengerjaan akan berjarak empat kilometer dari Patung Sudirman hingga Bundaran Patung Pemuda, pengerjaan ruas itu akan memakan anggaran Rp14,5 miliar yang juga berasal dari Anggaran Belanja Tambahan (ABT) DKI Jakarta 2006. Pengerjaan penggalian dilakukan pada pekan kedua Oktober hingga pekan kedua November 2006, pekerjaan pembetonan dan pembuatan saluran pada pekan keempat Oktober hingga pekan keempat November 2006, dan pelapisan atas serta penyelesaian tahap akhir akan dilakukan pada pekan ketiga November hingga pekan kedua Desember 2006. Proyek penambahan lajur tersebut diharapkan selesai pada pekan kedua Desember 2006. (*)
Copyright © ANTARA 2006