Ketegangan

Prancis sering menjadi sasaran kelompok teror Islam selama dekade terakhir, dengan serangan terhadap majalah Charlie Hebdo, gedung konser Bataclan, dan stadion nasional, yang akan digunakan untuk atletik selama Olimpiade.

Sebuah cabang dari kelompok ISIS di Afghanistan, menurut Presiden Emmanuel Macron, merencanakan serangan terhadap Prancis pada Maret, dan akun media sosial yang berafiliasi dengan ISIS telah rutin mengeluarkan ancaman.

Menteri Dalam Negeri Prancis, pada Rabu, mengatakan empat tersangka yang diyakini merencanakan serangan terhadap Olimpiade telah ditangkap.
Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Paris 2024 Tony Estanguet berpose bersama maskot Olimpiade dan Paralimpiade Paris dalam upacara perayaan hitung mundur 100 hari menjelang pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Venue Grand Palais Ephemere, Paris, Prancis, Rabu (17/4/2024). ANTARA FOTO/Xinhua/Gao Jing/Spt.

Konteks internasional, khususnya perang di Gaza, telah meningkatkan ketegangan.

"Jika Anda melihat sejarah serangan teror Islam, Anda melihat bahwa setiap kali ada ketegangan, perang asing, maka ada konsekuensinya di negara kita," kata Pechenard, mantan kepala polisi.

Fauvergue mengatakan pasukan Prancis dapat diandalkan, sebagai contoh turnamen sepak bola Euro 2016, yang diselenggarakan oleh Prancis, ketika Eropa menghadapi serangkaian bom bunuh diri.

"Ancamannya tinggi tetapi Euro tetap dipertahankan dan kami tidak mendapat serangan," ujar Fauvergue.

Baca juga: Macron: Rencana cadangan dapat diterapkan untuk pembukaan Olimpiade
Baca juga: Sejarah "api abadi" obor Olimpiade

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024